Kondisi Geografis Jepang yang Penting Diketahui

kondisi geografis jepang
Keunikan Kondisi Geografis Jepang - Negara Jepang adalah negara kepulauan yang letaknya di pantai timur Asia. Negara ini terdiri atas serangkaian besar pulau yang membentang sekitar 2.400 km di busur timur laut-barat daya kemudian melalui Samudera Pasifik utara. Bagaimana selengkapnya kondisi geografis Jepang ini? Yuk, simak penjelasan detailnya.

Kondisi Daratan Utama Jepang

Hampir keseluruhan wilayah negara Jepang ditempati oleh 5 pulau utama. Urutannya dari sebelah utara ke selatan adalah Hokkaido, Okinawa, Honshu, Shikoku dan Kyushu. Diantara kelima pulau tersebut, Honshu adalah pulau terbesar di Jepang.

Selain empat pulau utama, terdapat pula banyak pulau kecil. Beberapa kelompok Pulau kecil itu antara lain adalah Kepulauan Ryukyu yang di dalamnya termasuk Pulau Okinawa. Sebelah selatan dan timur terdapat Pulau Bonin, Gunung berapi Lazan serta Honshu pusat. Ibukota Tokyo berada di bagian tengah-timur Honshu ini.

Jepang memiliki bentang alam yang tidak rata. Empat perlima permukaanya merupakan dataran tinggi dengan pegunungan. Gunung berapi aktif dan tidak aktif juga banyak, salah satunya Gunung Fuji yang berada pada ketinggian mencapai 3.776 m dan menjadikannya gunung tertinggi di Jepang.

Diketahui bahwa letak jepang secara geografis di sebelah barat laut dibatasi oleh Laut Timur yang memisahkan antara Rusia, Siberia dan Korea Selatan. Sebelah utara dibatasi oleh Selat La Perouse yang memisahkan dengan Rusia, bagian selatan dan timur oleh Samudera Pasifik dan barat daya dengan Laut Cina Timur. Untuk lebih memahami letak jepang dalam peta dunia, silahkan lihat Peta Jepang.

Keadaan Relief Negara Jepang

Pegunungan di Jepang ini merupakan hasil dari kekuatan orogenik yang terjadi sebagian besar selama 2,6 juta tahun terakhir. Hal ini dibuktikan dengan banyak dan seringnya terjadi gempa bumi yang dahsyat, aktivitas dari Gunung berapi dan tanda-tanda adanya perubahan di laut sepanjang pantai.

Tidak terdapat paneplaine atau dataran struktural yang cukup besar. Sebagian besar gunung-gunungnya masih dalam tahap diseksi muda. Lereng-lerengnya yang curam diinisisi oleh jaringan lembah sungai yang sifatnya padat. Sungainya sendiri sebagian besar beraliran deras, dengan lembah yang disertai dengan rangkaian teras sungai sebagai hasil dari pergerakan pada kerak bumi. Wilayah pantainya dicirikan dengan fitur yang tinggi dan tertekan menyerupai tanjung dan teluk.

Gunung-gunungnya terbagi menjadi beberapa blok tanah kecil dan dipisahkan oleh dataran rendah ataupun pelana yang tidak begitu dalam. Blok tanah ini merupakan hasil dari pergerakan massa batuan yang berada berdekatan sepanjang fraktur. Konsekuensi yang terjadi adalah adanya blok gunung yang turun akibat sesar.

Penggabungan kipas aluvial (aluvial fan), yang mana merupakan endapan alluvium dengan bentuk kipas kerucut terbentuk saat sungai muncul dari arah pegunungan. Saat sungainya cukup besar untuk memperluas jalur menuju laut, dataran delta justru berkembang di depan kipas alluvial ini.

Dataran yang terbelah sudah umum terjadi di negara ini. Sesar yang hebat menyebabkan banyak bekas kipas aluvial, delta, serta dasar laut yang secara substansial terangkat membentuk dataran tinggi yang lebih rata. Hal ini bisa dijumpai di Dataran Kanto. Selain itu, dataran tinggi di wilayah jepang sering tertutup abu vulkanik, seperti di dataran Tokachi dan Kanto.

Sistem Drainase dan Sungai di Jepang

Permasalahan terjadi ketika terjadi peningkatan permintaan air tawar, namun terjadi kesulitan pasokan. Hal ini terjadi karena kurangnya reservoir air alami dan sulitnya membuat bendungan besar di pegunungan berbatu ditambah derasnya limpasan air sungai disana.

Sungai di Jepang umumnya jenis sungai pendek yang mengalir deras serta dipasok oleh adanya kolam drainase kecil. Terdapat beberapa sungai utama, seperti Sungai Ishikari dan Teshio di daerah Hokkaido, Sungai Nada, Kiso, Kitakami dan beberapa sungai lain di Honshu. Sungai di daerah vulkanik cenderung jarang dimanfaatkan baik untuk irigasi atau kebutuhan lain karena sifatnya yang asam, seperti yang ditemukan di Honshu timur laut.

Terdapat danau terbesar di Jepang, yaitu Danau Biwa dengan luas 670km². Danau ini bersama danau pedalaman lain seperti Inawashiro dan Duwa di Honshu menempati depresi tektonik yang asalnya dari patahan baru. Ada pula danau yang asalnya dari gunung berapi, seperti Danau Kutcharo di Hokkaido dan Towada di Honshu.

(Lihat juga mengenai Sungai di Indonesia)

Karakteristik Tanah di Jepang

Tanah di negara ini terbagi menjadi tiga zona. Pertama adalah zona podsolik lemah dengan ciri memiliki lapisan mineral organik tipis di bagian atas dari lapisan abu-abu leached. Kedua adalah zona coklat bumi dan terakhir zona merah bumi.

Hokkaido di bagian ujung utara termasuk dalam golongan subzone tanah podsolik. Sedangkan sisa pulaunya masuk dalam kelompok subzone tanah hutan berwarna coklat yang asam. Tanah berwarna kemerahan tersebar luas dan dianggap sebagai produk dari iklim yang lebih lembab dan hangat. Sedangkan di dataran tinggi jenis tanahnya adalah abu vulkanik yang belum matang.

Terdapat tanah Kuroboku yang berwarna hitam dan kaya akan humus di bukit, teras dan lereng landai di seluruh kawasan Jepang. Tanah clay (lempung) yang cirinya lengket berwarna biru-kelabu banyak ditemukan di daerah dataran rendah. Tingkat kesuburan tanah meningkat di daerah dataran rendah dimana merupakan daerah pertanian.

Kondisi Iklim di Jepang

Iklim di Jepang secara umum dikategorikan sebagai monsoonal yang diatur oleh angin musiman yang basah dan kering. Meskipun begitu, iklim lokalnya cukup bevariasi. Musim dingin di Jepang menyimpan kelembaban sebagai hujan maupun salju di bagian Jepang yang menghadap ke Laut Jepang sehingga mengakibatkan cuaca berangin dan kering ke sisi Pasifik.

(Lihat juga Kondisi Geografi Indonesia)

Sistem tekanan balik pada musim panas serta terjadinya pergerakan udara dari wilayah timur dan selatan menyebabkan hujan dan suhu yang lebih hangat pada pertengahan April sampai awal September. Sering terjadi badai siklon dan topan yang merusak. Badai ini terjadi pada akhir musim panas atau awal musim gugur.

Fitur fisik yang sangat berpengaruh pada iklim adalah adanya tulang punggung pegunungan. Adanya jarak ini kemudian mengganggu angin musim sehingga menyebabkan cuaca salju musim dingin di sepanjang pantai Jepang.

Kehidupan Flora dan Fauna di Jepang

Vegetasi asli sebagian besar sudah digantikan oleh vegetasi pertanian dan spesies asing. Di kepulauan Ryukyu terdapat hutan hujan semitropis berisi pepohonan kapur barus, mulberry, pakis dan pohon ek. Sementara di pulau-pulau di darat daya dan dataran rendah Honshu merupakan zona hutan laurel dengan vegetasi pohon yang hijau sepanjang tahun serta berdaun lebar.

Jumlah mamalia darat di Jepang terbilang banyak dan bertempat tinggal di pegunungan terpencil serta berhutan lebat. Hewan-hewan tersebut diantaranya adalah beruang, rakun, rusa, kijang, musang dan beberapa spesies lain yang cenderung berbeda dengan spesies mamalia di kawasan Asia lainnya. Monyet liar juga banyak ditemukan. Monyet liar banyak menghuni di ujung utara Honshu yang juga menjadi lokasi tempat tinggal monyet di dunia.

(Lihat juga Contoh Flora dan Fauna Indonesia)

Spesies reptil seperti kura-kura, baik laut maupun tawar, kadal dan ular laut juga menjadi spesies penghuni negara ini. Terdapat dua spesies ular berbisa di negara ini, namun sebagian besar spesies ularnya tidak berbahaya.

Katak dan kodok juga merupakan spesies amfibi yang banyak ditemukan di negara ini. Bahkan terdapat salamander raksasa yang terdapat di Kyushu dan Honshu barat memiliki panjang mencapai empat kaki lebih. Spesies serangga adalah serangga khas daerah beriklim lembab sedang. Beberapa merupakan spesies yang berhubungan dengan asosiasi musiman dalam budaya populer, seperti capung dan jangkring (musim panas) dan jangkring (musim gugur).

Demikian tadi penjelasan lengkap kondisi geografi Negara Jepang. Terkenal sebagai negara maju, Jepang memiliki kondisi geografi yang cukup bervariasi, mulai dari relief, tanah, drainase hingga iklim dan spesies flora faunanya.
Komentar