Profil Pulau Jawa [+Gambar Peta Lengkap]

profil pulau jawa
Pulau Jawa, Indonesia.
Profil Lengkap Pulau Jawa - Sudah umum diketahui jika Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dari Sabang sampai Merauke, mulai dari pulau besar hingga pulau kecil. Total ada 5 pulau besar yang terkenal di Indonesia, salah satunya adalah Pulau Jawa yang juga menjadi pulau dengan penduduk terpadat di Indonesia.

Letak Pulau Jawa jika dilihat dari Peta Indonesia berada di bagian bawah (selatan). Jawa sebagai pulau terpadat di Indonesia memiliki karakteristik khas yang menarik untuk dipelajari. Yuk, mengenal lebih jauh Profil Pulau Jawa yang terkenal karena sejarah, kondisi geografis, penduduk, ekonomi, maupun peninggalan budayanya.

Daftar isi

Sejarah Pulau Jawa

Pulau Jawa terkenal dengan Situs Trinil dengan penemuan sisa-sisa fosil Homo Erectus pada tahun 1891. Penemuan inilah yang kemudian dikenal sebagai Manusia Jawa. Penemuan ini juga menunjukkan jika di pulau ini sudah terdapat aktifitas manusia bahkan sejak 1,5 juta tahun lampau. Kolonisasi Jawa terjadi diperkirakan dari daratan Asia Tenggara.

Pertanian domestik juga diketahui sudah dipraktikkan sejak asal 2500 SM. Sekitar abad ke-1 Masehi, pedagang dari India mulai berdatangan ke Jawa. Kedatangan para pedagang ini menghasilkan pengaruh Hindu India yang cukup besar. Hal ini bisa dilihat dari berkembangnya kerajaan Mataram di Jawa pada abad ke-8 Masehi.

Kerajaan Mataram ini berpusat di bagian selatan-tengah Pulau Jawa dan diperintah pertama kali oleh Dinasti Syailendra. Pada awalnya memang raja-raja Mataram ini menganut Hindu Shaivite, namun kemudian menerima ajaran Buddhisme Mahayana. Sejak itulah mulai akhir abad ke-9 hingga awal abad ke-10 mulai beralih ke ajaran Buddha yang ditandai dengan berdirinya monumen-monumen Buddha besar, seperti Borobudur, Candi Mendut serta berbagai situs lainnya.

Saat kekuasaan Mataram mulai turun, kerajaan lain muncul di Jawa Timur dengan kekuatan yang sangat besar hingga mengalami konflik dengan Kerajaan Sriwijaya yang juga tak kalah kuat dari Pulau Sumatra yang kemudian dihancurkan pada 1006.

Raja Erlangga kemudian berhasil menyatukan dan menghidupkan kembali kerajaan tersebut di masa pemerintahannya. Pada masa ini jugalah seni dan sastra terus berkembang hingga epos Hindu diterjemahkan ke Bahasa Jawa pertama kalinya.

Raja Erlangga membagi wilayah kekuasaannya dengan kedua putranya. Pertama berkuasa di Kediri tepatnya di sepanjang Sungai Brantas hingga membuatnya semakin kuat. Daerah ini bahkan menjadi pusat kebudayaan Jawa sampai abad ke-13. Kerajaan Kediri ini tetap menjadi pusat perdagangan rempah-rempah hingga terus mengundang pedagang dari negeri laun seperti pedagang China hingga pedagang muslim dari India untuk berlabuh di pelabuhannya.

Pusat politik di Jawa selanjutnya beralih ke Kerajaan Singasari yang berada di kawasan Dataran Tinggi Malang, Jawa Timur. Raja terbesarnya adalah Raja Kertanegara yang memerintah sejak tahun 1268-1992. Kerajaan ini berhasil menyatukan Jawa serta memperluas kekuasaan hingga Kalimantan, Bali serta pulau-pulau lainnya. Kematian Kertanegara yang tidak tepat membuat kerajaannya runtuh yang kemudian digantikan oleh Majapahit pada 1293.

Kerajaan Majapahit berhasil menguasai hampir sebagian besar kepulauan di Indonesia, bahkan bekas Kerajaan Sriwijaya. Kemajuan kerajaan ini tak bisa dilepaskan dari peran perdana menteri Gajah Mada. Namun, kerajaan ini mulai mengalami kemunduran pada akhir abad ke-14 dan benar-benar hancur pada awal abad ke-16 oleh kekuasaan kerajaan Islam.

Beberapa kerajaan Islam didirikan di daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat. Di daerah Sunda, Islam lebih cepat masuk salah satunya karena wilayah ini tidak banyak mendapat pengaruh Hindu. Kerajaan Padjang, Cirebon, dan Mataram merupakan beberapa diantaranya. Kerajaan Islam terbesar yang mendominasi adalah Kerajaan Mataram.

Setelah Kerajaan Islam, sejarah Jawa dilanjutkan dengan kedatangan bangsa asing dari Eropa. Kapal yang pertama kali datang adalah kapal Belanda pada tahun 1596. Setelah itu, Perusahaan Hindia Timur Belanda mulai mendirikan pos perdagangan dan markas besar di Batavia. Mulai tahun 1670-an, Belanda East India Company semakin mengambil alih kontrol atas kerajaan-kerajaan Islam di Jawa.

Tahun 1755 Kerajaan Mataram terpecah menjadi dua bagian yang berada di Jogjakarta dan Surakarta. Para petani di Jawa bergantung pada pertanian padi, gula, kopi dan lada namun tetap dibawah sistem Belanda yang menerapkan pungutan. Pemerintah Belanda mengambil alih administrasi Jawa para tahun 1799.

Setelah pemerintahan Inggris berkuasa dalam periode yang singkat, yaitu dari 1811-1816, Jawa kembali jatuh ke tangan Belanda. Selama abad ke-19, pulau Jawa merupakan pulau yang dikembangkan dengan intensif oleh Belanda. Dari sini jugalah pusat nasionalisme Indonesia berawal pada abad ke-20. Jawa kemudian diduduki oleh Jepang pada 1942-1945. Jawa kemudian menjadi bagian dari wilayah Republik Indonesia yang sudah merdeka.

Geografi Pulau Jawa

peta pulau jawa
Gambar Peta Pulau Jawa, Indonesia.
Jawa atau juga dikenal dengan Djawa atau Java merupakan satu dari 5 pulau besar di Indonesia. Berdasarkan peta, pulau ini berada di sebelah tenggara Sumatra dan Malaysia, di sebelah selatan Pulau Kalimantan dan di sebelah barat Pulau Bali. Dibandingkan dengan pulau besar lainnya di Indonesia, Jawa menempati posisi ke-4 sebagai pulau terbesar di Indonesia, namun populasinya justru yang terpadat, yakni setengah lebih dari populasi Negara Indonesia.

Di pulau ini juga terletak Ibukota Negara Indonesia, yaitu Jakarta yang dulu dikenal dengan nama Batavia. Jakarta menjadi kota terbesar dan terpadat di Indonesia. Keunikan kondisi geografis Pulau Jawa membuatnya sangat menarik dijadikan objek studi geografi.

Secara administratif, Pulau Jawa terdiri atas 3 provinsi, yaitu Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Ada pula DKI Jakarta yang merupakan Daerah Khusus Ibukota, serta Yogyakarta yang merupakan Daerah Istimewa, (keduanya kemudian dianggap sebagai provinsi). Setelah pemekaran, Banten juga ditambahkan sebagai provinsi.

peta provinsi yang ada di pulau jawa
Gambar Peta Wilayah Administratif (Provinsi) di Pulau Jawa.

Letak Astronomis dan Geografis Pulau Jawa

Jawa adalah pulau yang bisa dibilang pulau muda. Sebagian besar wilayahnya terbentuk akibat aktivitas gunung berapi. Secara geografis, Wilayah pulau ini berada di kawasan yang cukup strategis karena dikelilingi oleh beberapa wilayah perairan, seperti samudera Hindia di sebelah selatan, Laut Jawa di sebelah utara, Selat Sunda di sebelah barat dan Selat Bali di sebelah timur.

Selain dikelilingi oleh wilayah perairan yang bervariasi, Pulau Jawa juga terletak di kawasan perairan dimana di dalamnya terdapat palung-palung laut yang cukup besar. Karena letaknya inilah yang membuat wilayah Jawa rentan terkena gempa bumi. Secara astronomis, Jawa terletak pada garis lintang 113°48’10” - 113°48’26” BT serta 7°50’10” - 7°56’41” LS.

Luas Pulau Jawa

peta pulau jawa, indonesia
Gambar Pulau Jawa
Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa Pulau Jawa adalah salah satu pulau yang dikategorikan terbesar di Indonesia. Luas Pulau Jawa mencapai 138.793 km2, ini sudah termasuk dengan pulau-pulau kecil yang yang berada di sekitarnya. Luas yang demikian terdiri dari panjang pulau dari wilayah paling barat hingga paling timur mencapai 1.064km dengan lebar yang bervariasi, yakni mulai dari 100 km hingga 160km.

Bentang Alam Pulau Jawa

Bentuk relief di setiap kepulauan di Indonesia cukup beragam, termasuk juga kondisi relief di Pulau Jawa ini. Kondisi relief pulau ini dibagi menjadi 3 zona, yaitu Zona selatan, zona tengah dan zona utara.

Zona selatan terdiri dari dataran tinggi (plato), miring (berlereng) ke selatan menuju ke arah Samudera Hindia. Sedangkan di sebelah utaranya berbentuk patahan. Zona ini terkadang juga sering terkikis yang akhirnya membuat bentuk platonya menghilang.

Pada zona tengah termasuk dalam kategori depresi, seperti misalnya di daerah Jawa Timur dan dan sebagian Jawa Barat. Pada area-area di daerah ini terdapat kelompok gunung berapi yang cukup besar. sedangkan di bagian barat terutama di daerah Banten didominasi oleh bukit-bukit dan pegunungan.

Terakhir, di zona utara terdiri dari rangkaian-rangkaian gunung lipatan, yang berupa perbukitan rendah dan diselingi oleh beberapa gunung berapi. Rangkaian ini umumnya berbatasan dengan daratan alluvial.

Pulau Jawa yang memiliki dimensi sekitar 1.064 km (panjang) x 160 km (lebar) terdiri atas gugusan rantai pegunungan dengan banyak gunung berapi di atasnya. Rantai pegunungan ini membentang dari timur ke arah barat sepanjang punggungan yang dibatasi oleh sungai, serta diapit oleh dataran rendah dan pegunungan kapur. Wilayah pulau ini merupakan wilayah Vulkanik dengan 112 gunung berapi dan 35 diantaranya adalah gunung berapi aktif.

Di bagian barat, puncak gunungnya terlihat rapat, lalu semakin luas di bagian timur dan tengah pulau. Gunung tertingginya adalah G.Semeru dengan puncak tertingginya 3.676 meter. Di sebelah selatan sabuk vulkanik, terdapat rangkaian dataran tinggi yang tidak saling menyambung. Rangkaian dataran tinggi tersebut memiliki ketinggian rata-rata 300 meter.

Sungai di pulau ini sebagian besar mengalir ke arah utara, karena pegunungan tengahnya meluas lebih ke arah selatan (relief selatan lebih tinggi dibanding utara). Namun, ada beberapa sungai yang juga mengalir ke arah selatan. Sungai terpanjang di Pulau Jawa adalah Sungai Bengawan Solo yang terletak di wilayah timur pulau ini.

Di pulau ini, banyak sungai-sungai kecil yang dijadikan penduduk sekitar sebagai sumber irigasi utama untuk pertanian. Kerusakan dan eksploitasi yang berlebihan menjadi penyebab sungai-sungai di pulau ini sering meluap dan menyebabkan bencana banjir.

Iklim di Pulau Jawa

Secara umum, wilayah Indonesia yang dilewati oleh garis khatulistiwa memiliki iklim berjenis tropis. Di Jawa sendiri suhu rata-rata tahunannya sekitar 25°C, dengan suhu maksimumnya dapat mencapai 30°C dan suhu minimumnya hingga 23°C.

Bahkan di daerah Tosari yang mempunyai ketinggian 1.735 meter (merupakan wilayah dataran tinggi) suhu tertingginya hanya 22°C dan dan suhu terendahnya mencapai 8°C. Disini dapat terlihat jelas bahwa suhu di pulau ini cenderung bervariasi tergantung musim dan lokasinya. Kelembaban udara rata-rata di pulau ini bisa mencapai 75%.

Letak geografis Indonesia yang dikelilingi oleh laut luas ternyata juga mempengaruhi kondisi iklim di Pulau Jawa. Para peneliti berpendapat bahwa Pulau Jawa ini masuk dalam kategori iklim dengan pola curah hujan monsunal. Iklim dengan pola curah hujan ini memiliki sifat satu puncak musim hujan (unimodal).

Iklim di Pulau Jawa pada umumnya akan terasa basah, lembab, dan panas sepanjang tahun. Suhu maksimumnya dapat dirasakan di dataran pantai utara, sedangkan di pegunungan relatif lebih dingin. Musim yang dipengaruhi oleh angin monsun barat laut terjadi dari November-Maret dengan karakteristik hujan dan berawan.

Sedangkan musim monsun tenggara terjadi pada bulan April-Oktober yang membawa hujan namun cenderung lebih cerah. Sisanya adalah bulan peralihan atau yang lebih dikenal dengan nama masa pancaroba.

Sumber Daya Alam Pulau Jawa

Jawa adalah salah satu pulau di Indonesia yang kaya akan sumber daya alam dengan jenis sumber daya alam yang bervariasi. Kekayaan sumber daya alam di Pulau Jawa ini tak lepas dari kondisi geografis dan kondisi reliefnya. Sumber daya alam di Jawa terdiri dari sumber daya alam hayati dan non-hayati. Pulau Jawa tergolong subur karena proses pengayaan abu vulkanik terbentuk secara berkala.

Sumber daya alam hayati di Jawa yang dominan adalah sungai dan danau buatan (waduk). Keduanya sangat penting sebagai sumber irigasi untuk kegiatan pertanian di berbagai wilayah di pulau ini. Sumber daya alam lain yang memiliki fungsi tak kalah penting adalah hutan hujan dan hutan musim. Kedua jenis hutan ini juga cukup banyak ditemukan di Jawa.

Tak hanya sumber daya alam hayati saja, Pulau Jawa ini jug menjadi tempat ditemukannya beberapa jenis sumber daya alam mineral. Di Jawa juga ditemukan beberapa kilang minyak yang bahkan masih aktif digunakan hingga saat ini. Cirebon, Indramayu, Cilacap adalah daerah dimana potensi mineral lain ditemukan, yaitu potensi sumber daya mineral berupa semen dan keramik. Di kawasan Banten, juga bisa ditemukan industri pengolahan logam mulia seperti emas dan perak.

Flora dan Fauna Khas Jawa

Sudah disebutkan sebelumnya bahwa Jawa adalah tempat dimana berbagai sumber daya alam dan sumber daya mineral ditemukan. Selain menemukan sumber daya alam dan mineral yang potensial, Jawa juga menawarkan kekayaan flora dan fauna. Sama seperti beberapa daerah lain di Indonesia, dimana memiliki jenis flora dan fauna endemik, di Jawa pun demikian.

Jenis flora yang menjadi flora khas dari Jawa adalah bunga sedap malam. Tidak seperti jenis flora khas dari daerah lain yang biasanya merupakan jenis flora langka dan dilindungi, maka bunga sedap malam ini berbeda. Tanaman ini masih bisa dijumpai dengan mudah di beberapa wilayah di Jawa.

Lain flora lain pula fauna khas yang bisa ditemukan di wilayah pulau ini. Untuk jenis fauna khas yang berasal dari Jawa ini adalah elang bondol. Jenis elang ini adalah jenis elang yang sudah langka dan dilindungi di Indonesia.

Vegetasi Pulau Jawa yang kaya terletak di bagian selatan yang berdekatan dengan Australia. Terdapat 5.000 lebih spesies tanaman yang berhasil diketahui. Hutan hujan juga berlimpah di kawasan lereng basah pegunungan. Sementara itu di bagian barat banyak ditemukan hutan bambu yang tebal.

Pohon buah-buahan yang hidup di pulau ini cukup bervariasi seperti mangga, pisang, serta berbagai spesies Asia lainnya. Pohon jati, casuarina, rasamal dan bambu banyak ditemukan di tegakan hutan bersama dengan pohon beringin dan sagu. Salah satu varietas ekspor utama di Jawa adalah kayu jati.

Jawa juga memiliki fauna yang bervariasi, salah satunya adalah badak bercula satu dan banteng liar. Namun, spesies tersebut saat ini jumlahnya terus berkurang dan terbatas di beberapa wilayah saja. Seperti misalnya badak bercula satu yang hanya bisa ditemukan di Taman Nasional Ujung Kulon.

Taman Nasional yang berada di ujung barat Jawa ini ditetapkan sebagai warisan dunia UNESCO sejak tahun 1991. Fauna lainnya adalah harimau Jawa yang saat ini sudah punah. Jawa juga menjadi rumah bagi monyet, buaya, babi hutan, burung, ular, kupu-kupu dan berbagai jenis serangga.

Penduduk Pulau Jawa

Kehidupan sosial masyarakat Pulau Jawa bisa dibilang merupakan kehidupan majemuk yang bisa menggambarkan Indonesia. Agama yang dianut oleh penduduknya beragam, mulai dari Islam hingga konghucu. Sedangkan suku bangsa yang ada di pulau ini juga bervariasi. Ada suku Jawa, suku Betawi, Sunda, Osing dan beberapa suku lainnya. Meskipun begitu, masing-masing dan setiap kelompok masyarakat bisa hidup dan tinggal dengan harmonis.

Penduduk di Jawa meliputi 3 kelompok etnis mayoritas yaitu Suku Jawa, Madura dan Sunda. Selain itu juga ada kelompok minoritas seperti suku Badui dan Tengger. Suku Jawa menempati sekitar 70% populasi dan tinggal di bagian timur dan tengah pulau. Sedangkan orang Sunda mayoritas hidup di bagian barat pulau dan orang Madura di bagian timur serta di Pulau Madura. Ketiga kelompok tersebut berbicara dengan bahasa Melayu dan mayoritas adalah penduduk beragama muslim.

Di Pulau Jawa terdapat beberapa kota utama yang menjadi pusat ekonomi, budaya, edukasi dan pemerintahan yang cukup penting. Diantaranya adalah Kota Jakarta, Bandung, Bandung, Surakarta, Yogyakarta, Surabaya dan beberapa kota lainnya.

Pulau Jawa sendiri merupakan pulau terpadat di dunia. Pulau ini dihuni oleh rata-rata 2.600 orang setiap mil persegi atau setara dengan 1.000 orang per km². Tingkat pertumbuhan penduduknya terbilang cukup tinggi, yaitu 5 juta penduduk pada tahun 1815 dan tumbuh menjadi sekitar 150 juta penduduk di tahun 2019.

Sebagian besar penduduk yang menghuni Jawa tinggal di daerah pedesaan dan sebagian besarnya tinggal di perkotaan. Kota-kota di Pulau Jawa tumbuh dengan sangat cepat. Kepadatan penduduk tertinggi untuk wilayah pedesaan berada di wilayah dataran sekitar kawasan tengah-selatan dan di dataran bagian utara.

Ekonomi Pulau Jawa

Dua pertiga bagian wilayah di Pulau Jawa dimanfaatkan untuk pertanian. Hasil utamanya adalah tanaman pangan terutama beras basah. Jaringan irigasi yang cukup rumit berupa bendungan, kanal, saluran air serta waduk sudah berkontribusi sangat besar untuk kapasitas penanaman padi di Pulau Jawa selama berabad-abad.

Sebagian besar daerah dataran rendah juga ditanami tanaman pangan seperti singkong, jagung, kedelai, kacang tanah dan ubi jalar. Sawah irigasi dan lereng bukit bertingkat merupakan lanskap yang terkenal di pulau ini. Tanaman-tanaman seperti sayuran, buah durian, mangga, wijen, kapuk, pisang dan minyak sayur diproduksi untuk kebutuhan konsumsi lokal.

Sementara itu, tanaman seperti kopi, eh, karet, tembakau, dan cinchona yang banyak tumbuh di wilayah dataran tinggi Jawa Barat, kapuk, tebu dan kelapa kebanyakan dikembangkan untuk kebutuhan ekspor. Tanaman komersil ini biasanya ditanam di perkebunan keluarga besar. Sedangkan untuk hewan, banyak hewan yang dijadikan ternak, terutama kerbau, yang dipelihara untuk kebutuhan pertanian.

Ikan kering dan ikan ikan banyak dijadikan sebagai komoditas impor. Lokasi budidaya ikan di Jawa biasanya berpusat di Jawa Barat dan Jawa Tengah dan dilakukan di sawah dan kolam. Pulau Jawa juga merupakan pulau penghasil pasokan kina yang besar di dunia.

Sumber daya minyak bumi banyak dieksploitasi terutama di kawasan lepas pantai barat kait. Untuk mengalirkannya digunakan pipa gas alam yang menghubungkan ladang-ladang tersebut dengan Cilegon. Terdapat kilang minyak di Cilacap, Cepu serta Surabaya. Selain minyak bumi, ada pula potensi sumber daya lain seperti belerang, mangan, fosfat, perak dan emas yang jumlahnya terbatas.

Industri kecil juga menjadi sektor ekonomi yang banyak dikerjakan penduduk di Jawa. Industri seperti percetakan batik, pendirian besi dan perak, penyamakan, alat pertanian dan produksi keramik dan lain sebagainya adalah beberapa diantaranya. Sementara itu, untuk industri yang lebih besar terdapat industri pemrosesan tekstil, perakitan otomatis, manufaktur karet, pabrik produksi kertas, sepatu, semen, sabun dan rokok, pembuatan bir dan lain sebagainya.

Bendungan Jatiluhur yang berada di dekat Purwakarta merupakan bendungan terbesar di Indonesia. Terdapat jaringan kereta api serta jalan raya yang berkembang cukup baik untuk menghubungkan antar kota utama. Ada pula jaringan radio milik pemerintah yang berkantor pusat di daerah Jakarta. Tanjungpriuk yang berada di dekat Jakarta dan Surabaya adalah dua pelabuhan utama yang ada di Pulau Jawa.

Warisan Budaya di Pulau Jawa

profil pulau jawa
Candi Borobudur di Jawa Tengah.
Warisan budaya berupa arsitektur Indo-Jawa mulai dibangun sejak abad ke-3 hingga abad ke-16. Contohnya termasuk monumen-monumen bersejarah seperti stupa berukuran raksasa yang dikenal dengan Candi Borobudur. Arsitektur ini juga sudah ditetapkan sebagai situs warisan budaya UNESCO pada tahun 1991.

Ada pula Candi Mendut, candi Budha Sewu yang dibangun pada abad ke-9 candi Siwa yang terkenal megah di Prambanan yang juga dibangun pada abad ke-9, tempat pemandian Jalatunda yang dibangun pada akhir abad ke-10 serta masih banyak lagi situs peninggalan atau warisan budaya lain yang bisa ditemukan di Jawa.

Selain warisan budaya berupa arsitektur seperti yang disebutkan sebelumnya, Pulau Jawa juga masih memiliki banyak warisan budaya yang masih dilestarikan hingga saat ini. Beberapa diantaranya adalah di bidang seni, karya sastra, kuliner dan beberapa warisan budaya lainnya. Warisan budaya nenek moyang tersebut mungkin sudah sedikit bergeser seiring perkembangan jaman, namun tetap dilakukan upaya untuk melestarikannya.

Demikian penjelasan lengkap tentang profil Pulau Jawa, semoga bisa memberikan wawasan dan informasi lebih tentang pulau yang menjadi tempat tinggal kebanyakan masyarakat Indonesia ini, mungkin Anda termasuk salah satunya. Melalui informasi tersebut diharapkan bisa membuat Anda lebih mencintai lingkungan tempat Anda tinggal. Salam geologinesia.
Komentar