Letak Korea Utara
Korea Utara adalah salah satu negara di Asia Timur. Negara ini menempati bagian utara Semenanjung Korea, yang menjorok keluar dari daratan Asia antara Laut Timur (Laut Jepang) dan Laut Kuning. Luas wilayah Korea Utara mencakup sekitar 55 persen dari luas daratan Semenanjung Korea. Letak astronomis Korea Utara adalah 37°LU - 43°LU dan 124°BT - 131°BT.Secara letak geografis, Korea Utara berbatasan dengan Cina dan Rusia di sebelah utara, Republik Korea (Korea Selatan) di sebelah selatan, Laut Jepang sebelah Timur, dan Laut Kuning di sebelah barat. Ibukota negara, yaitu P'yongyang adalah pusat industri dan transportasi utama yang terletak di dekat pantai sebelah barat dari semenanjung korea.
Korea Utara berhadapan dengan Korea Selatan melintasi zona demiliterisasi (DMZ) selebar 2,5 mil (4 km) yang dibentuk berdasarkan ketentuan gencatan senjata tahun 1953 yang mengakhiri pertempuran Perang Korea (1950–1953). DMZ, yang memanjang sekitar 150 mil (240 km), merupakan garis gencatan senjata militer tahun 1953 dan secara kasar mengikuti garis lintang 38°N (paralel ke-38) dari muara Sungai Han di pantai barat semenanjung Korea hingga sedikit ke selatan dari kota "Kosong" Korea Utara di pantai timur.
(Lihat secara lengkap Profil Negara Korea Utara)
Relief Korea Utara
Gambar kenampakan Gunung Paektu di Korea Utara. |
Pegunungan dan lembah menjadi ciri utama dari geografi Korea Utara. Dataran tinggi Kaema di timur laut memiliki ketinggian rata-rata 3.300 kaki (1.000 meter) di atas permukaan laut dan membentuk atap topografi seluruh semenanjung Korea.
Gunung Paektu (2.750 kaki) adalah gunung tertinggi di Korea Utara dan di Semenanjung Korea, menjulang di tepi utara dataran tinggi di Pegunungan Changbaek (Changbai) di sepanjang perbatasan Tiongkok-Korea. Gunung tersebut merupakan gunung berapi yang sudah tidak aktif lagi dimana dicirikan oleh danau kawah yang besar diatasnya.
(Lihat juga tentang Karakteristik Dataran Tinggi)
Pegunungan Nangnim membentang dari utara ke selatan melalui bagian tengah negara ini, membentuk celah antara lereng timur dan barat semenanjung. Wilayah Kangnam dan Myohyang dan Gunung Onjin dan Myorak, semua ekstensi struktural dari Pegunungan Nangnim, memanjang sejajar satu sama lain ke arah barat daya.
Dataran lembah dan sungai besar berkembang di antara pegunungan bagian barat, bergabung di sepanjang dataran pantai yang sempit dan tidak beraturan di sebelah pantai barat. Pegunungan Hamgyong, membentang dari Pegunungan Nangnim ke arah timur laut, membentuk lereng curam antara Dataran Tinggi Kaema dan Laut Timur. Pegunungan T'aebaek terbentang dari tenggara Korea Utara ke Korea Selatan di sepanjang pantai timur. Salah satu puncaknya yaitu Gunung Kumgang (1.638 kaki) terkenal akan keindahannya alamnya.
Sungai Besar di Korea Utara
Sungai terpanjang Korea Utara adalah Yalu, dalam bahasa Korea disebut Amnok. Sungai ini berada di lereng selatan Gunung Paektu dan mengalir ke barat daya sekitar 500 mil (800 km) ke muaranya yaitu di Teluk Korea.Sungai Tumen (Tuman) juga dimulai dari Gunung Paektu tetapi mengalir ke arah timur laut sekitar 520 mil (520 km) ke Laut Timur. Tidak ada aliran besar di sepanjang pantai timur kecuali Sungai Tumen, dan semua sungai disana seperti Yalu, Ch'ngch’on, Taedong, Chaeryong, dan Yesing, mengalir ke Laut Kuning. Dataran lembah yang relatif besar yang terbentuk dari sungai-sungai sebelah barat merupakan daerah pertanian utama di negara ini.
Jenis Tanah di Korea Utara
Lebih dari tiga perlima tanah di Korea Utara berasal dari pelapukan batuan granitik dan dari berbagai jenis batuan sekis. Tanahnya umumnya berwarna kecoklatan, berlimpah bahan berpasir, dan tingkat kesuburan yang rendah. Tanah coklat kemerahan yang dipakai sebagai lahan pertanian berasal dari pelapukan batu kapur, dapat ditemukan di provinsi Hwanghae Utara dan bagian selatan provinsi P'yongan Selatan.Tanah podzol dapat ditemukan di Dataran Tinggi Kaema sebagai hasil dari proses iklim yang dingin dan tutupan hutan konifer. Meskipun sebagian besar tanah disana tidak subur dan tidak memiliki kandungan organik, lembah dan dataran pantai di negara ini memiliki tanah aluvial yang relatif banyak.
Kondisi Iklim Korea Utara
Korea Utara memiliki iklim kontinen yang umumnya sejuk. Musim dingin di Korea Utara, yaitu dari Desember hingga Maret akan terasa panjang dan dingin. Suhu rata-rata pada bulan Januari berkisar 20°F (-7°C) di selatan dan -10°F (-23°C) di bagian utara.Musim panas yang terjadi dari bulan Juni hingga September akan terasa hangat di sebagian besar wilayahnya, dengan suhu rata-rata pada bulan Juli diatas 60°F (sekitar 20°C). Karenanya, kisaran suhu tahunan di negara ini cukup besar, yaitu sekitar 54°F (30°C) di P'yongyang dan sekitar 77°F (43°C) di Chunggang (Chunggangjin).
Suhu terendah yang pernah terdata adalah di semenanjung Korea dengan suhu -46,5°F (-43,6°C). Karena arus laut dan pegunungan yang berbatasan dengan dataran rendah pantai yang sempit, suhu musim dingin di pantai timur sekitar 5 hingga 7°F (3 hingga 4°C) lebih tinggi daripada di pantai barat.
Sebagian besar wilayah di negara ini menerima curah hujan sekitar 40 inci (1.000 mm) per tahun. Dataran tinggi di pedalaman utara hanya menerima sekitar 24 inci (610 mm) dan hilir lembah Sungai Taedong hanya 32 inci (810 mm). Sedangkan daerah Sungai Ch'ongch'on bagian atas rata-rata menerima curah hujan sekitar 48 dan 52 inci (1.220 dan 1.320 mm) per tahun.
Sekitar tiga perlima dari curah hujan tahunan terjadi dalam empat bulan yaitu dari Juni hingga September. Konsentrasi curah hujan yang tinggi ini terkait dengan musim panas yang lembab dari Samudra Pasifik, yang juga kadang-kadang menghasilkan topan tropis.
Hanya sebagian kecil dari total curah hujan terjadi di musim dingin, umumnya dalam bentuk hujan salju. Salju di Korea Utara bisa turun secara lokal, seperti di Pegunungan Taebaek. Terjadi sekitar 200 hari bebas salju di sepanjang pantai, tetapi di Dataran Tinggi Kaema utara hanya kurang dari 120 hari.
Karakteristik Flora dan Fauna
Vegetasi di dataran tinggi, terutama di sekitar Gunung Paektu, terdiri dari pohon jenis konifer seperti cemara Siberia, cemara, pinus, dan pinus Korea (Pinus koraiensis). Dataran rendah sebelah barat pada awalnya ditutupi oleh hutan campuran, beriklim sedang dengan banyak jenis tanaman di dalamnya, tetapi deforestasi yang terjadi secara terus-menerus hanya menyisakan sebagian kecil dari hutan asli.Sebagian besar dataran rendah di Korea Utara saat ini dibudidayakan, kecuali untuk beberapa bukit yang tertutup dengan hutan pinus kecil yang bercampur dengan pohon ek, linden, maple, dan birch. Di sepanjang sungai yang terkena banjir atau di tanah yang terlalu berbatu dapat ditemukan alang-alang, pohon mulberry liar, dan poplar Italia. Ikan di dalam sungai yang umum dapat ditemukan yaitu ikan mas dan belut.
Karena penggundulan hutan, populasi rusa, kijang gunung, kambing, harimau, dan macan tutul telah sangat menurun dan terbatas hanya ada pada hutan terpencil. Namun, di dataran negara ini masih ada terlihat merpati, bangau (yang bersarang di dekat area tempat tinggal manusia), dan beberapa jenis unggas air yang bermigrasi turun ke sawah-sawah penduduk.
DMZ antara Korea Utara dan Korea Selatan telah menjadi cagar alam de facto. Dulunya area ini merupakan tanah pertanian, dan kemudian menjadi medan pertempuran. DMZ hampir tidak tersentuh sejak berakhirnya perang korea pada tahun 1953 dan saat ini menjadi salah satu daerah yang paling tidak berkembang di Asia.
Zona wilayah ini mengandung berbagai jenis ekosistem hutan, estuari, dan lahan basah yang sering dikunjungi burung-burung yang bermigrasi. Ekosistem tersebut berfungsi sebagai tempat perlindungan bagi ratusan spesies burung, di antaranya adalah burung bangau putih dan mahkota merah yang hampir punah, dan merupakan rumah bagi puluhan spesies ikan dan beruang hitam Asia, lynxes, dan mamalia lainnya.