Mengenal Batuan Konglomerat dan Kegunaannya

Apa itu Batu Konglomerat?

Batu Konglomerat adalah batuan sedimen klastik yang mempunyai bentuk fragmen membundar (rounded). Ukuran diameter fragmennya lebih besar dari 2 mm, ruang antara fragmen umumnya diisi dengan partikel yang lebih kecil dan/atau semen kimia yang mengikat batuan bersama-sama.

Jadi secara umum konglomerat tersusun atas bagian utama yang disebut sebagai fragmen, matriks, dan semen. Perbedaan batu breksi dan konglomerat pada dasarnya mengacu kepada bentuk fragmennya. Konglomerat mempunyai bentuk fragmen membundar, sedangkan breksi bentuknya menyudut.

Komposisi Batuan Konglomerat

Konglomerat dapat memiliki berbagai komposisi. Sebagai batuan sedimen klastik dapat berisi fragmen dari bahan batuan atau produk pelapukan yang tercuci dan terbawa pada suatu lingkungan pengendapan.

Baca juga: Contoh Batuan Beku

Fragmen konglomerat tersebut dapat berupa partikel mineral seperti mineral kuarsa atau juga dapat berupa batuan sedimen, batuan metamorf, dan batuan beku. Matriks yang mengikat fragmen besar dapat berupa campuran pasir, lumpur dan semen kimia.

Batuan Konglomerat Handspecimen
Konglomerat yang tersusun atas : fragmen, matriks, dan semen.

Proses Terbentuknya Batu Konglomerat

Batuan konglomerat merupakan batuan sedimen klastik yang terakumulasi dari fragmen-fragmen yang berukuran cukup besar. Dibutuhkan air yang kuat untuk mengangkut partikel fragmen sebesar ini. Jadi lingkungan pengendapannya mungkin akan ada disepanjang aliran yang mengalir cepat atau pantai dengan ombak yang kuat. Bentuk bulat dari fragmen mengindikasikan bahwa terjadi proses perubahan bentuk fragmen (sortasi) oleh kecepatan aliran air selama proses transportasi berlangsung.

Pada bulan September 2012, NASA "Mars Rover Curiosity" menemukan sebuah singkapan konglomerat pada permukaan Mars. Fragmen bulat dalam konglomerat memberikan bukti yang paling meyakinkan bahwa air pernah mengalir di permukaan Mars.

Pada tahap awal pembentukannya, konglomerat hanya merupakan sedimen yang tersusun atas kerikil dan fragmen lepas koral. Selanjutnya pasir halus dan tanah liat (lanau - lempung) akan mengisi ruang antara fragmen tersebut, kemudian terjadi proses lain yang menyaring turun partikel untuk mengisi ruang interstitial. Pengendapan semen kimia kemudian mengikat sedimen menjadi batuan utuh, yang akhirnya disebut sebagai batu konglomerat.

Baca juga: Contoh Batuan Metamorf

Manfaat Batu Konglomerat

Konglomerat tidak banyak digunakan secara komersial. Bentuk dan kekuatan fisiknya yang sangat minimal sehingga tidak dapat diandalkan untuk menjadikannya sebagai batuan yang bernilai ekonomis tinggi. Ini sudah tentu bekaitan dengan kekuatan ikatan antar fragmen, matriks, dan semen yang ada dalam konglomerat tersebut.

Konglomerat hanya dapat dihancurkan untuk membuat agregat halus yang dapat digunakan sebagai pendukung infrastruktur (bangunan) sederhana. Walaupun banyak juga batuan konglomerat yang berwarna-warni dan menarik, tetapi sangat jarang digunakan orang sebagai batu hias ataupun untuk interior.

Konglomerat juga dapat digunakan sebagai alat prospeksi, sebagai contoh: butiran intan (dengan "host-rock" Kimberlit) biasanya berada dalam tubuh konglomerat. Jika konglomerat mengandung fragmen dari kimberlit maka sumber kimberlit seharusnya berada di sekitar konglomerat tersebut, entah dekat ataupun jauh, tinggal dilakukan prospeksi selanjutnya.
Komentar