Sistem Tata Surya dan Penjelasannya

Ketika berada di bangku sekolah, sistem tata surya adalah salah satu materi pelajaran yang akan diberikan oleh guru. Istilah itu sendiri mengacu pada ilmu Astronomi yang mempelajari berbagai jenis benda atau objek yang ada di langit. Beberapa contoh dari benda tersebut antara lain matahari, planet-planet, dan berbagai benda lainnya seperti meteor, komet, asteroid, satelit, dan sebagainya.

Nah sobat Geologinesia, pada kesempatan ini kita akan membahas mengenai sistem tata surya kita. Walaupun diluar objek studi geologi, namun ini sangat mempengaruhi eksistensi bumi yang merupakan ruang lingkup utama dari ilmu geologi.


Sebelum membahas masing-masing komponen pada tata surya, ada baiknya untuk mengingat kembali teori-teori yang membahas proses terbentuknya tata surya. Ada 4 teori utama yang paling banyak dikenal. Keempat teori tersebut adalah Teori Nebula, Teori Planetesimal, Teori Awan Debu, dan Teori Big Bang.

Teori Nebula merupakan teori yang dikemukakan oleh Immanuel Kant dan Piere Simon de Laplace. Sementara itu, teori Awan Debu diungkapkan oleh Carl Von Weizsaeker dan Gerard P Kuiper. Sedangkan Teori Planetesimal disampaikan oleh Thomas C Chamberlin dan Forest R.Moulton, dan yang terakhir dan sekaligus sangat fenomenal yaitu Teori Big Bang yang dikemukakan oleh Georges Lemaitre.

Dalam sistem tata surya, ada beberapa hal yang penting untuk diketahui. Berikut penjelasan mengenai tiga hal utama dalam tata surya.

Matahari

Penyusun sistem tata surya yang pertama adalah Matahari. Induk dari tata surya ini merupakan benda langit yang memiliki ukuran 332.830 massa bumi. Dengan massa tersebut, matahari mampu menimbulkan sejumlah energi dahsyat serta kesinambungan fusi nuklir. Energi yang dipancarkan dari matahari menimbulkan radiasi elektromagnetik dan spektrum magnetik. Karena energi dan cahaya matahari yang dipantulkan ke benda-benda langit, anggota lain dalam tata surya seperti komet, bintang, dan meteor menjadi terlihat.


Matahari sendiri tersusun atas beberapa lapisan. Lapisan yang terluar disebut dengan korona. Lapisan yang memiliki ketebalan 700.000 km ini memiliki suhu 1 juta Kelvin dan tidak terlalu memberikan energi panas. Lapisan yang lebih dalam dari korona disebut dengan kromosom. Lapisan atmosfir matahari ini memiliki suhu 4500 kelvin serta ketebalan 2000 km.

Lebih masuk ke dalam, ada lapisan fotosfer. Lapisan yang memiliki suhu 6000 K dan ketebalan 300 km ini mampu menghasilkan energi panas super dahsyat. Terkait fotosfer, lapisan tersebut adalah bagian yang bisa dilihat. Sayangnya, kita tidak dapat melihat sinar matahari langsung karena akan berefek kurang baik pada mata. Setelah fotosfer, bagian terpenting dari salah satu sistem tata surya ini adalah inti matahari. Bagian terdalam matahari yang memiliki suhu 14 juta K ini menghasilkan energi sangat besar dari reaksi nuklir yang terjadi di dalamnya.

sistem tata surya
Gambar Struktur Internal Matahari.

Planet-planet

Bagian berikutnya dalam sistem tata surya adalah planet-planet yang mengitari matahari sebagai pusat tata surya. Ada 7 planet berbeda ukuran yang mengitari matahari. Ketujuh planet tersebut secara berurutan dari yang terdekat ke matahari adalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Berikut penjelasan mengenai masing-masing planet tersebut.

a. Merkurius
Planet ini berada sekitar 58 juta km dari matahari. Meskipun tidak bisa dilihat secara kasat mata, planet ini akan terlihat ketika fajar atau senja. Karakteristik lainnya dari planet ini antara lain merupakan planet terkecil, bersuhu 427 derajat Celsius pada siang dan 184 derajat Celsius pada malam harinya, serta memiliki periode rotasi 59 hari.

b. Venus
Planet kedua yang dekat dengan matahari ini berjarak 108 juta km dari matahari. Seperti merkurius, venus juga bisa dilihat saat pagi dan senja. Karakteristik atau ciri ciri planet Venus yang paling utama adalah permukaan planetnya diliputi oleh awan karbondioksida tebal serta suhu panas seperti gunung api dan lahar. Seperti merkurius, planet ini tidak memiliki satelit sehingga periode rotasinya lama, yaitu 243 hari.

c. Bumi
Salah satu planet penting dalam sistem tata surya ini merupakan planet yang mendukung adanya kehidupan. Planet ketiga terdekat dari matahari ini memiliki satu satelit alami bernama bulan. Bumi memiliki periode rotasi 24 jam dan revolusi 365,25 hari.

d. Mars
Planet yang memiliki ukuran lebih kecil dibanding bumi ini berjarak 228 juta km dari matahari. Planet dengan periode rotasi 24,6 jam ini juga memiliki dua satelit bernama Phobos dan Deimos. Karakteristik dari planet ini adalah adanya banyak lubang ledakan pada belahan selatan mars dan adanya arus lahar gunung berapi di belahan utara mars.

e. Jupiter
Planet terbesar dalam tata surya ini memiliki karakteristik warna merah yang berasal dari gas yang mengelilingi planet. Planet dengan rotasi 9,8 jam ini memiliki jumlah satelit yang banyak, yaitu 16 satelit yang beberapa diantaranya yaitu Ganymeda, Calisto, dan sebagainya.

f. Saturnus
Planet tercantik dalam sistem tata surya ini disebut demikian karena memiliki cincin besar yang melingkarinya. Cincin tersebut tersusun atas gas dan butiran debu. Planet yang memiliki periode rotasi 10,6 jam ini memiliki satelit yang salah satunya bernama Titan (lihat lebih lengkap disini mengenai ciri ciri planet Saturnus).

g. Uranus
Planet ini memiliki karakteristik permukaan yang berupa samudra dari gabungan metana dan amoniak. Pada atmosfirnya, planet ini diliputi oleh sebagian besar helium dan hydrogen.

h. Neptunus
Planet yang terakhir yaitu neptunus merupakan planet yang terjauh dari tata surya. Planet ini memiliki atmosfir yang tidak jauh berbeda dengan Uranus. Selain itu, permukaan planet yang memiliki satelit bernama Triton ini juga didominasi oleh lumpur dan batu-batuan samudra.

sistem tata surya
Urutan Susunan Planet dalam Sistem Tata Surya kita.

Benda Langit Lainnya

Sistem tata surya juga tersusun atas berbagai jenis benda-benda langit selain matahari dan planet. Beberapa contohnya seperti meteor, komet, asteroid, dan satelit. Meteor sendiri merupakan salah satu benda langit yang berupa serpihat padat dan terbang secara tidak beraturan. Karena sifat inilah, meteor terkadang menyasar dan ditarik oleh gravitasi bumi. Apabila serpihan meteor berukuran besar dan tidak habis terbakar oleh lapisan atmosfir bumi, benda tersebut akan jatuh ke bumi. Meteor yang dapat mencapai permukaan bumi ini kemudian disebut dengan meteorit.

Lalu, bagaimana dengan Asteroid? Asteroid memiliki karakteristik seperti meteorit, yaitu beterbangan secara tidak teratur alias acak. Benda padat yang ada di langit ini memiliki sekitar 50.000 benda kecil mirip ceres, yaitu salah satu benda langit dengan diameter 1.000 km diantara orbit mars dan Jupiter. Sementara itu, komet merupakan benda langit yang tersusun atas gas dan debu dan berputar membentuk elips memanjang mengelilingi matahari. Komet yang bergerak memiliki ekor berupa gas tipis dan memantulkan cahaya matahari. Namun, dalam sistem tata surya ada pula komet yang tidak memiliki ekor. Komet tak berekor umumnya memiliki lintasan lebih pendek serta melewati daerah yang dingin di angkasa.

sistem tata surya
Kenampakan hujan meteor.

Benda langit yang terakhir, satelit, merupakan merupakan benda yang mengitari benda lain di angkasa, benda ini terus mengitari benda lain yang memiliki gaya gravitasi lebih besar. Beberapa planet yang memiliki satelit alami adalah Bumi, Neptunus, Jupiter, Mars, Uranus, dan Saturnus.

Itulah informasi mengenai sistem tata surya dan beberapa penjelasan singkat mengenai komponen-komponen lainnya yang bisa Anda jadikan sebagai referensi. Anda bisa mendapatkan penjelasan yang lebih spesifik mengenai beberapa hal lainnya terkait tata surya melalui ulasan para ahli astronomi di beberapa sumber media yang terpercaya.
Komentar