Negara Dengan Daerah Penghasil Gas Alam Terbesar di Dunia

Gas alam merupakan salah satu sumber daya yang bisa menjadikan suatu negara kaya raya. Bagaimana tidak, gas alam dengan segala kelebihannya mampu menunjang berbagai sektor industri sejak puluhan tahun yang lalu. Di dunia, banyak daerah penghasil gas alam yang memiliki kandungan tambang amat tinggi. Tiga Negara dengan kandungan gas alam tertinggi di dunia yaitu Amerika Serikat, Rusia, dan Iran, sedangkan Indonesia berada di peringkat ke-11 dengan daerah penghasil utamanya di Sumatera Selatan, Banten, Aceh, dan Papua.

Negara Penghasil Gas Alam Terbesar: Amerika Serikat, Rusia dan Iran

Urutan pertama negara penghasil gas alam terbesar di dunia ditempati oleh Amerika Serikat jumlah produksi sebesar 750 milyar bcm. Negara tersebut telah menjadi penghasil gas alam terbesar sejak tahun 2009, meskipun pada tahun 2015 lalu mereka mengalami penurunan produksi.

Gas alam di Amerika Serikat adalah sumber energi terbesar, mewakili 33% dari total energi yang dihasilkan disana. Di Amerika Serikat, gas alam telah menjadi sumber pembangkit listrik terbesar sejak Juli 2015. Daerah penghasil gas alam utama di Amerika Serikat adalah daerah Texas, diikuti oleh Pennsylvania, dan Louisiana.

Selanjutnya Rusia sebagai negara penghasil gas alam terbesar ke-2 di dunia, mengantongi produksi gas alam dengan jumlah 628 milyar bcm. Hal ini bisa jadi karena banyak terjadi pembusukan bakteri anaerob yang terjadi berjuta tahun lalu di Rusia. Rusia yang secara geologis memiliki struktur tanah yang tinggi dengan kondisi dingin memungkinkan terjadinya produksi metana (CH4) dalam jumlah besar di masa lalu. Daerah penghasil gas alam berkomposisi rawa yang dingin juga memungkinkan terbentuknya gas alam atau yang sering disebut dengan gas rawa karena asalnya ini.

Baca juga: CBM Sebagai Sumber Energi Dari Gas Metana

Negara penghasil gas alam terbanyak di dunia ke-3 adalah Iran dengan produksi mencapai 190 milyar bcm. Meskipun tidak berukuran sangat besar, tetapi penghasilan dari gas alam ini menjadikan Iran sebagai salah satu negara yang mandiri secara finansial. Negara di dataran Timur Tengah ini mungkin menjadi salah satu penghasil tambang gas alam di dunia karena mempunyai banyak bahan untuk terbentuknya metana, yaitu makhluk hidup serangga seperti rayap. Iran adalah negara yang mempunyai hawa cukup panas. Tidak hanya metana dari rayap, tetapi juga banyak terbentuk gas alam dari hewan khususnya mamalia.

Keberadaan faktor-faktor inilah yang selanjutnya menjadikan daerah-daerah di Iran menjadi daerah penghasil gas alam dengan molekul hidrokarbon berantai ikatan yang paling ringan dan pendek tersebut. Meskipun mempunyai ladang gas alam sangat tinggi, tetapi untuk pengolahannya Iran masih bekerja sama dengan beberapa negara agar kandungan berbahaya dari metana tidak sampai mempengaruhi masyarakat di sana.

negara penghasil gas alam
Sumber data: Yearbook Enerdata.

Negara Penghasil Gas Alam Asal Timur Tengah

3 negara penghasil gas alam asal Timur Tengah adalah Qatar, Saudi Arabia, dan Uni Emirat Arab. Ketiga daerah ini sangat terkenal menjadi bangsa para borjuis yang hidup serba mewah. Hal ini bisa saja terjadi karena Qatar, Saudi Arabia (lihat Peta Saudi Arabia) dan Uni Emirat Arab telah menjalin kerjasama dengan berbagai negara untuk melakukan pertukaran sumber daya alamnya dengan teknologi. Negara adikuasa seperti Amerika Serikatlah yang menjadi pendukung utama jaringan bisnis mereka.

Teknologi penyimpanan modern dan canggih telah diterapkan oleh ketiga daerah penghasil gas alam ini. Teknologi tersebut diberi nama "Natural Gas Underground Storage". Seperti namanya, kecanggihan teknologi yang membutuhkan alat-alat canggih tersebut terletak pada penyimpanannya yang berada di bawah tanah. Dalam penerapan teknologi ini, terdapat beberapa titik di bawah tanah yang berbentuk kubah dengan nama "salt dome".

Seperti namanya, "salt dome" mempunyai bentuk kubah. Kubah-kubah yang jumlahnya banyak di beberapa titik tersebut selanjutnya menjadi waduk atau tandon dari daerah penghasil gas alam. Selain negara-negara tersebut, banyak juga negara dengan iklim yang tidak tropis menggunakan teknologi ini. Hal tersebut dipengaruhi oleh keuntungan yang didapat jika musim dingin berganti menjadi panas dan seterusnya. Jika musim dingin tiba, maka permintaan gas akan meningkat dan simpanan selama musim panas yang hangat dan tidak membutuhkan banyak gas bisa dipakai.

Adanya low demand dan high demand membuat perusahaan operator yang bertanggung jawab dalam pengelolaan gas alam harus ekstra waspada. Kewaspadaan ini selalu diulang-ulang oleh petinggi 3 daerah penghasil gas alam tersebut. Lonjakan dan penurunan secara signifikan bisa terasa. Tidak hanya itu, pasokannya pun harus selalu distabilkan sehingga sistem operasional dari pengelolaan gas alam lebih optimal.

Pemanfaatan pipa besar yang bekaitan dengan jumlah gas alam yang dimiliki masing-masing negara. Sistem transportasi gas alam terdiri dari transportasi lewat pipa salur, LNG (Liquefied Natural Gas), serta CNG (Compressed Natural Gas) yang bisa melakukan pengangkutan dari jarak tidak dekat.  Gas alam yang terdiri dari 80 – 95% senyawa Metana (CH4), 5 – 15% senyawa Etana (C2H6), dan kurang dari 5% Propana (C3H8) dan Butana (C4H10) tersebut harus dialirkan dalam pipa yang benar – benar aman dari resiko kebocoran.

Daerah Penghasil Gas Alam di Indonesia

Di Indonesia, daerah penghasil gas alam yang terkenal adalah Sumatera Selatan. Di daerah inilah berdiri PT. Stanvac Indonesia yang merupakan ladang gas alam tahun 1960 an. Dari ladang gas alam, melewati pipa besar gas alam diolah di pabrik pupuk Pusri IA milik PT. Pupuk Sriwidjaja di Palembang. Kemudian, setelah itu kurang lebih di tahun 1974 dibangun juga pabrik pupuk Pusri II, Pusri III sampai Pusri IV yang berlokasi di tempat sama yaitu Kota Palembang.

Pada kisaran tahun-tahun inilah kemudian Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan terhadap pengelolaan gas alam. Jadi, selama bertahun-tahun Prabumulih menjadi daerah penghasil gas alam andalan Indonesia. Gas alam tersebut salah satunya juga dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik dimana setiap pembakaran 1 m3 gas alam akan diperoleh energi senilai 38 MJ atau 10.6 kWh.

Baca juga: Daftar Perusahaan Migas di Sumatera

Pertamina terus mengembangkan pengelolaan gas alam Indonesia supaya bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh rakyat. Pada tahun 1993, Pusri IA tidak dioperasikan lagi karena dinilai terlalu tua. Usia yang terlalu tua menyebabkan kinerjanya menjadi kurang efektif dan efisien. Sebagai pengganti operasional Pusri IA yang ditutup, fungsi Pusri IB kemudian dioptimalkan.

Yang menjadi pencapaian bagi bangsa Indonesia adalah Pusri IB menjadi pabrik pupuk dengan tingkat teknologi yang amat tinggi di daerah Asia. Mulai tahun 1974 pula, Pertamina memaksimalkan penggalian daerah penghasil gas alam lainnya yaitu area pertambangan lepas pantai Cilegon, Banten serta sekitar Jawa Barat. Karena areanya cukup luas, maka pembangunan pipa gas dibuat memanjang mulai Cirebon sampai daerah Cilegon, Banten.

Pengelolaan sumber daya yang diambil dari lepas pantai atau diistilahkan sebagai off shore di daerah-daerah penghasil gas alam telah membuat terbukanya banyak lapangan pekerjaan di berbagai ranah kecakapan skill. Gas alam menjadi bahan baku pembuatan keramik, semen, baja, pupuk, dan sumber tenaga utama PLTG serta PLTU. Titik-titik ladang gas alam yang paling signifikan yaitu Aceh tepatnya di Kota Lhokseumawe. PT Arun NGL Company melakukan pengelolaan gas alam sejak tahun 1979 untuk melakukan kegiatan ekspor ke Korea Selatan dan Jepang.
Komentar