Massa, Volume, dan Komposisi Bumi

Massa, Volume, dan Komposisi Bumi - Pada umumnya orang percaya bahwa bumi maupun tubuh planet yang lain dalam sistem tata surya kita dibentuk oleh kondensasi dan akresi dari nebula tata surya, sehingga komposisi matahari secara kasar sebenarnya merefleksikan komposisi nebula tersebut.

Model sintetis inti untuk asal usul unsur-unsur hanya terbatas pada komposisi planet, sehingga untuk meningkatkan pengetahuan, kita pelajari komposisi kerak bumi dan mantel bagian atas berdasarkan data geokimia batuan beku kerak dan batuan ultrabasa.

Baca juga: Memahami Struktur Bumi Menurut Perspektif Geologi

Disisi lain, komposisi meteorit dan data percobaan gelombang getar menyediakan informasi seluruh komposisi bumi. Condie (1982) menyebutkan bahwa data gelombang getar menunjukkan rata-rata berat atom bumi sekitar 27 (mantel=22,4 dan inti bumi=47) juga memperlihatkan bahwa sebagian besar disusun oleh besi, silikon, magnesium, serta oksigen.

Untuk mengetahui komposisi bumi bagian dalam, tidak mungkin dilakukan secara langsung. Oleh karena itu, digunakan metode tidak langsung untuk menginterpretasi komposisi bumi. Komposisi bumi secara keseluruhan sangat dipengaruhi oleh komposisi inti maupun mantel bumi karena keduanya mempunyai presentase yang berlimpah, yaitu lebih besar dari 90%. Oleh sebab itu, perhitungan komposisi bumi akan selalu didasarkan pada komposisi inti serta mantel bumi.

Baca juga: Lapisan Bumi Litosfer

Mason (1958) menyebutkan bahwa inti bumi mempunyai ketebalan paling tebal, setelah itu mantel bumi. Sedangkan kerak bumi dan air mempunyai ketebalan jauh lebih tipis. Persentase massa pada inti maupun mantel bumi adalah mencapai 99,6% dari seluruh berat bumi (lihat gambar dibawah).

massa bumi dan komposisinya
Gambar sebelah atas menunjukkan volume serta massa bagian-bagian bumi (Mason, 1958), sedangkan gambar bagian bawah memperlihatkan komposisi bumi dalam persen berat (Mason, 1966).

Mason (1966) menyebutkan bahwa komposisi unsur mineral utama inti bumi adalah besi dan magnesium, ditambah silikat-silikat besi yang terkandung dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan pada mantel. Silikat banyak terbentuk di kerak bumi (benua). Ernst (1969) menerangkan bahwa kelompok mineral silikat yang paling banyak yaitu kelompok feldspar (K-feldspar dan plagioklas) dengan 58% volume (lihat gambar diatas).

Baca juga: Mengenal Batuan Sebagai Material Utama Penyusun Bumi

Selain kelompok feldspar, terdapat juga mineral-mineral utama pembentuk batuan seperti piroksen, amfibol, kuarsa, mika, maupun olivin yang mencapai 37% volume. Juga ada mineral-mineral penyerta pembentuk batuan berjumlah sangat kecil yaitu 5% volume seperti karbonat, oksida, sulfida, halida, epidot, aluminosilikat, garnet, serta zeolit.
Komentar