Batuan Plutonik Sulawesi
Kegiatan Magmatisme di wilayah Sulawesi dicirikan oleh batuan magmatik potassic calc-alkalin berumur Tersier. Sebaran produk magmatik ini berupa batuan granit terdapat disepanjang jalur zona sesar Palu-Koro yang berkorelasi dengan subdaksi mikrokontinen Banggai-Sula dan Pulau Sulawesi pada pertengahan Miosen.Batuan plutonik di Sulawesi bisa dikelompokan menjadi 2 bagian, karena terdapat perbedaan jenis dan komposisi batuan terobosannya antara batuan plutonik di Sulawesi bagian barat, yang didominasi oleh batuan beku asam berupa granit, granodiorit, dan diorit. Penyebarannya nampak di daerah Polewali, Mamasa hingga ke Palu.
Baca juga: Batuan Vulkanik Tersier Pulau Sulawesi
Sedangkan kelompok lainnya dengan jenis batuan beku basa seperti dunit, hazburgit, dan piroksinit berada di Sulawesi bagian timur disekitar Banggai, Morowali, dan Luwuk Timur yang merupakan bagian dari mikrokontinen Banggai-Sula.
Batuan Metamorfik Sulawesi
Penelitian di Sulawesi Tengah yang didominasi oleh batuan metamorf menyebutkan bahwa geologi pembentukan daerah tersebut diakibatkan kolisi (tumbukan antar benua) antara fragmen Godwana dengan Lempeng Asia pada Akhir Oligosen atau Awal Eosen (Villeneuve, 2001). Proses tersebut mengakibatkan uplifting di Sulawesi bagian tengah ke arah timur dan tenggara.Gambar Geologi Regional Pulau Sulawesi (Hall & Wilson, 2000). |
Batuan metamorf menjadi basement yang umum disekitar wilayah Sulawesi bagian tengah yang berasal dari formasi Latimojong dan di Sulawesi bagian timur dari mulai Poso memanjang hingga ke Kendari. Di bagian utara juga tersebar di sekitar daerah toli-toli. Metamorfik yang terbentuk di bagian timur Sulawesi dibagi lagi menjadi dua, yaitu Metamorfik disekitar Luwuk dan Metamorfik disekitar Kota Kendari.
Metamorfik Luwuk memiliki kemiripan dengan blok Banggai-Sula dan metamorfik Kendari mirip dengan Muna dan Buton atau biasa disebut blok Tukang Besi (Simanjuntak, 1986; Davies, 1990; Villeneuve et al., 2000).
Baca juga mengenai : Fisiografi Pulau Sulawesi
Struktur geologi yang terbentuk didominasi oleh pola sesar berarah relatif baratlaut-tenggara yang merupakan pengaruh dari aktivitas Sesar Palu-Koro dan pertumbuhan jalur tektonik Palu-Mekongga yang berhubungan dengan pembentukan Pegunungan Verbeek dan Moliowo. Pola struktur ini diakibatkan oleh pergerakan mikrokontinen Banggai-Sula ke arah barat.
Struktur-struktur besar lainnya di daerah ini yang berhubungan dengan Sesar Palu-Koro dan juga berjenis sesar mendatar mengiri diantaranya adalah Sesar Kolaka, Sesar Matano, dan Sesar Lawanopo. Sesar-sesar ini setempat juga bersifat sesar normal yang membentuk zona-zona depresi.