Secara umum, lingkungan vulkanik memiliki sumber panas bumi yang terdistribusi di sepanjang jalur vulkanik dan biasanya memiliki kandungan panas yang tinggi, sehingga sudah banyak dikembangkan dan menghasilkan energi listrik yang dapat dimanfaatkan. Sebagian besar sumber panas bumi di Indonesia tergolong dalam kelompok vulkanik, seperti yang tersebar di Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Bali, Kepulauan Nusa Tenggara, Sulawesi Bagian Utara, hingga Maluku Bagian Utara.
Gambar potensi panas bumi vulkanik dan non-vulkanik di Indonesia. |
Kasbani (2009) menyebutkan bahwa pembentukan sistem panas bumi kelompok vulkanik biasanya tersusun oleh batuan vulkanik menengah (andesit-basaltis) hingga asam dan umumnya memiliki karakteristik reservoir pada kedalaman sekitar 1,5 km dengan temperatur tinggi berkisar 250 derajat celcius sampai dengan 370 derajat celcius.
Pada daerah vulkanik aktif biasanya memiliki umur batuan yang relatif muda dengan kondisi temperatur yang sangat tinggi dan kandungan gas magmatik besar. Sedangkan untuk daerah vulkanik yang tidak aktif biasanya berumur relatif lebih tua dan telah mengalami aktivitas tektonik yang cukup kuat untuk membentuk permeabilitas batuan melalui rekahan dan celah yang intensif.
Pada kondisi tersebut diatas, akan terbentuk temperatur menengah hingga tinggi dengan konsentrasi gas magmatik yang lebih sedikit dibandingkan dengan daerah vulkanik aktif. Sistem vulkanik dapat dikelompokkan menjadi beberapa tipe, yaitu sistem tubuh gunungapi strato, sistem komplek gunungapi, sistem kaldera, dan sistem vulkano-tektonik (Anonim, 2010).