Perkembangan CBM (Coalbed Methane) di Dunia

Jika batubara telah dimanfaatkan sejak ribuan tahun lalu, pemanfaatan CBM sebagai sumber energi baru dimulai diawal era tahun 1980-an. Pada awal pengembangannya, CBM merupakan gas yang dianggap mengganggu dan membahayakan keselamatan para pekerja tambang batubara bawah permukaan. Gas metan di dalam tambang batubara sering mengakibatkan terjadinya ledakan dan kebakaran. Perhatian CBM pada saat itu, lebih sebagai tindakan pencegahan untuk menghindari bencana ledakan dan kebakaran tambang.

Sumberdaya CBM tersebar di banyak negara yang memiliki sumberdaya batubara yang cukup signifikan, diantaranya adalah Amerika, Australia, Kanada, Rusia, Tiongkok, India, Afrika Selatan, Polandia, dan Kazakhstan. Eksploitasi CBM secara komersil dimulai di Amerika pada sekitar tahun 1970-an bersama dengan usaha pemerintah untuk meningkatkan keselamatan tambang. Walaupun demikian, baru pada awal tahun 1980-an, eksplorasi dan eksploitasi CBM sebagai sumberdaya energi mulai dilakukan secara serius dan berkembang sangat pesat di awal tahun 1990-an. Diperkirakan sumberdaya CBM di seluruh dunia mencapai sekitar 3000 TCF.

perkembangan cbm dunia
Gambar Peta keberadaan CBM dan CMM dunia di negara yang tergabung dalam OCDE (negara yang telah menandatangani Convention Co-Operation and Development, Flores, 2013).

Beberapa negara di dunia (Amerika, Australia, Kanada, Tiongkok, dan India) telah mulai memproduksi dan menjual CBM sebagai pipeline gas atau memanfaatkannya secara langsung sebagai pembangkit listrik. Pada umumnya di negara-negara tersebut CBM dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik domestik. Jika di Amerika, Australia, dan Canada, industri CBM telah berada pada kondisi mature, CBM di Tiongkok dan India mulai diproduksi dengan pasar yang dianggap cukup potensial. Sedangkan Indonesia dan Rusia adalah negara yang telah memulai untuk mengembangkan CBM secara komersial (Moore, 2012). Walaupun demikian, di kedua negara tersebut, industri CBM masih berada pada tahapan eksplorasi.

Amerika merupakan negara dengan produksi CBM terbesar di dunia (Moore,2012). Di Amerika, CBM diproduksi dari batubara berbagai peringkat (antrasit, bituminous, dan subbituminus) yang tersebar di 12 cekungan. Sebagian besar CBM di negara ini diproduksi dari 3 cekungan besar yaitu The Black Warior (Alabama), San Juan (New Mexico, Utah, Colorado), dan The Powder River (terutama Wyoming) (lihat gambar dibawah). Jika sebelumnya eksplorasi CBM terfokus batubara peringkat tinggi, kesuksesan ekstraksi CBM dari batubara subbituminus di cekungan Powder River Basin, memicu usaha pengembangan CBM dari batubara peringkat rendah di banyak cekungan sedimen lainnya di dunia, termasuk di Indonesia.

cekungan penghasil cbm amerika
Gambar Cekungan Batubara Penghasil CBM Terbesar di Amerika.

Di Australia dengan jumlah sumberdaya batubara peringkat tinggi sangat besar serta banyaknya tambang batubara bawah permukaan (underground), keberadaan gas dalam tambang batubara yang membahayakan keselamatan tambang sudah sejak lama dianggap menjadi isu penting di Australia. Akan tetapi, pemanfaatan CBM sebagai sumberdaya energi baru dimulai pada tahun 1996 untuk kemudian berkembang pesat pada tahun 2001. CBM di Australia hampir seluruhnya diproduksi dari cekungan Bowen dan Cekungan Surat di negara bagian Queensland (lihat gambar di bawah). Saat ini CBM cekungan Sydney juga mulai diproduksi dan dikembangkan. Seperti halnya di Amerika, sebagian besar CBM di Australia berasal dari batubara peringkat tinggi. Walaupun demikian, di negara ini CBM juga telah mulai diproduksi secara signifikan dari batubara subbituminus di Cekungan Surat. Eksplorasi CBM pada batubara peringkat rendah lainnya masih berlangsung di Victoria tetapi hingga saat ini belum diproduksi.

Di Canada, CBM diekstraksi dari batubara bituminus berumur Kapur. Di negara ini batubara bituminus dan subbituminus berumur Yura dan Tersier dianggap mengandung sumberdaya CBM yang potensial. Di Tiongkok CBM dan CMM diproduksi dari batubara antrasit berumur Karbon dan Perm dari cekungan Qinhui. Batubara berumur karbon dan Perm dari cekungan ordos juga dianggap berpotensi mengandung CBM. Di India, CBM juga diproduksi dari batubara antrasit berumur Perm. Hingga saat ini tercatat 4 cekungan dengan sekitar 14 lapangan CBM yang aktif di India. Di negara tersebut, batubara subbituminus berumur Tersier dianggap memiliki potensi CBM cukup menjanjikan. Sedangkan di Rusia, batubara bituminus dan antrasit berumur Karbon dan Perm adalah sumber CBM bagi negara tersebut. Saat ini dengan adanya teknologi pengubahan CBM menjadi Compressed Natural Gas (CNG) dan Liquified Natural Gas (LNG) menjadikan industri CBM di Australia, Tiongkok, dan Indonesia dianggap berpeluang tinggi untuk dikembangkan (Moore, 2012).
Komentar