Geologi Pasir Besi : Genesa dan Sifat Fisik

Sobat Geologinesia, pada postingan kali ini saya akan mencoba mengupas lebih jauh mengenai geologi pasir besi, setelah sebelumnya kita telah membahas mengenai pengenalan pasir besi dan kebijakaan pemerintah indonesia dalam pengelolaannya (dapat anda lihat dalam link tautan dibawah). Geologi pasir besi yang dimaksudkan disini adalah berhubungan dengan genesa atau proses pembentukannya dan sifat fisik dari pasir besi itu sendiri. Mari kita mulai.

Genesa Pasir Besi

Pasir besi umumnya terdapat di sepanjang pantai, terbentuk karena proses penghancuran batuan asal oleh cuaca dan air permukaan, yang kemudian tertransportasi dan diendapkan di sepanjang pantai. Gelombang laut dengan energi tertentu memilah dan mengakumulasi endapan tersebut menjadi pasir besi yang memiliki nilai ekonomis.

Pasir besi sebagai endapan letakan/placer, di Indonesia banyak dijumpai sebagai endapan aluvial pantai. Endapan pasir besi antara lain terdapat di sepanjang pantai barat Sumatera, pantai selatan Jawa dan Bali, pantai-pantai Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan pantai utara Papua. Beberapa lokasi telah dilakukan eksplorasi, bahkan eksploitasi, namun sebagian besar lagi belum dilakukan eksplorasi atau kalaupun sudah di eksploitasi tidak dilakukan melalui tahapan eksplorasi yang benar.

Mineral ringan dan berat yang mengandung unsur besi diendapkan dalam bentuk gumuk-gumuk pasir sepanjang dataran pantai. Endapan ini mengandung mineral utama seperti magnetit (Fe3O4/FeO.Fe2O3), hematit (Fe2O3), dan ilmenit (FeTiO3/FeO.TiO2), serta mineral ikutan pirhotit (FeS), pirit (FeS2), markasit, kalkopirit (CuFeS2), kromit (FeO2Cr2O3), almandit (Fe3Al2(SiO4)3), andradit (Ca3Fe2(SiO4)3), SiO2 bebas, serta unsur jejak (trace element) lainnya antara lain: Mn, Mg, Zn, Na, K, Ni, Cu, Pb, As, Sb, W, Sn, dan V (Wilfred W, 1939).

Pembentukan endapan pasir besi ditentukan oleh beberapa faktor antara lain batuan asal, proses perombakan, media transportasi, proses serta tempat pengendapannya. Sumber mineral endapan pasir besi pantai sebagian besar berasal dari batuan gunungapi bersifat andesitik dan basaltik. Proses perombakan terjadi karena pelapukan batuan akibat adanya proses alam seperti panas dan hujan yang membuat butiran mineral terlepas dari batuannya.

Media transportasi endapan pasir besi antara lain: aliran sungai, gelombang, dan arus laut. Proses transportasi membawa material lapukan dari batuan asal, menyebabkan mineral-mineral terangkut hingga ke muara, kemudian gelombang dan arus laut mencuci dan memisahkan mineral-mineral tersebut berdasarkan perbedaan berat jenisnya.

Di daerah pantai, mineral diendapkan kembali oleh gelombang air laut yang menghempas ke pantai. Akibat hempasan tersebut, sebagian besar mineral yang mempunyai berat jenis yang besar akan terendapkan di pantai, sedangkan mineral berat yang berat jenisnya lebih ringan akan kembali terbawa oleh arus balik kembali ke laut, demikian terjadi secara terus menerus hingga terjadi endapan pasir besi di pantai (lihat gambar di bawah). Tempat pengendapan pasir besi umumnya terjadi pada pantai yang landai, sedangkan pada pantai yang curam sulit terjadi proses pengendapan.

pembentukan pasir besi
Pembentukan pasir besi.

Sifat Fisik Pasir Besi

Pasir besi mengandung mineral utama magnetit (besi oksida) berasosiasi dengan titanomagnetit dengan sedikit magnetit dan hematit yang disertai dengan mineral pengotor seperti kuarsa, piroksen, biotit, rutil, dan lain-lain. Pengotor lainnya yang biasa terdapat dalam pasir besi yaitu fosfor dan sulfur.

Pasir besi berwarna abu-abu hingga kehitaman, berbutir sangat halus dengan ukuran antara 75 - 150 mikron, densitas 2-5 gr/cm3, bobot isi (spesific gravity, SG) 2,99 - 4,23 gr/cm3, dan derajat kemagnetan (MD) 6,4 - 27,16%. Pasir besi yang mengandung mineral utama magnetit dicirikan oleh butiran mineral magnetit yang selalu berikatan dengan butiran mineral magnetit lainnya sehingga membentuk ikatan rantai. Butiran mineralnya bersistem kristal isometrik, sehingga pasir besi (magnetit) cenderung berbentuk membundar hingga membundar tanggung.
Komentar