Pembentukan Batuan Ultramafik
Batuan ultramafik umumnya dibagi menjadi tiga kelompok, yakni: (a) yang berhubungan dengan intrusi berlapis seperti kompleks Bushveld dan Stillwater, (b) peridotites Alpine; dan (c) tubuh ultramafik zoned (ditandai dengan lingkaran) Alaska. Istilah peridotit Alpine atau serpentinit awalnya diterapkan untuk tubuh ultramafik yang dibatasi sesar yang terletak dalam geosynclinal terlipat, sedimen dalam jalur orogen.
Penggunaan istilah ini telah diperluas mencakup tubuh ultramafik selain dari jenis (a) dan (c) diatas. Dengan demikian kelompok ini termasuk dalam tubuh mulai dari keratan sesar serpentinit hingga massa besar peridotit tak terubah; sebagian besar terdapat di jalur orogen, tetapi tidak selalu terkait dengan sedimen geosynclinal terlipat, dan banyak yang berkaitan erat dengan gabro, diorit kuarsa, dan basalt. Peridotit Alpen mencakup jenis mantel primer (lherzolite alumina atau pyrolite) dan mantel refaktori (dunit-harzburgit).
Asal batuan mafik dan asosiasi ultramafik telah menjadi subyek banyak spekulasi. Beberapa penulis telah mengusulkan bahwa batuan ini merupakan bagian ofiolit, kompleks pluton, atau terranes melange (Misra dan Keller, 1978; McElhaney & McSween, 1983; Abbott dan Raymond, 1984; Hatcher, dkk., 1984; Misra dan McSween, 1984). Shaw & Wasserburg (1984), menggunakan data isotop, menunjukkan bahwa beberapa tubuh dunit besar dan asosiasi kompleks mafik, seperti Young Harris thrust sheet, mempunyai tanda mantel terdeplesi dan boleh jadi merupakan fragmen dari kerak samudera.
Terjadinya batuan ultramafik padat, peridotit, penyusun utama mantel bumi, di permukaan benua membutuhkan mobilitas vertikal yang signifikan. Hal demikian tidak mengherankan bahwa di jalur orogen dimana benua bertabrakan dan gerakan tektonik besar terjadi keterdapatan sebagian besar peridotites relatif jarang.
Batuan metamorf tekanan tinggi terbaik yang merekam gerakan vertikal yang terlibat dalam orogenesis adalah eklogit dan sekis biru yang sebagian besar terdiri dari batuan asal permukaan, sehingga menyiratkan siklus tektonik pembebanan dan ekshumasi. Segmen orogen dimana tekanan tinggi dan penyusun ultramafik terjadi berdekatan, maka merupakan daerah kunci dalam menjawab pertanyaan mendasar mengenai "bagaimana batuan asal mantel menyatu dengan sikuen batuan permukaan subduksi-ekshumasil?".
Jawaban yang kurang lengkap untuk teka-teki perpindahan batuan ultramafik ke dalam kerak ditentukan oleh kerabat ofiolit yang kadang-kadang mewakili bagian lempeng samudera yang terdestruksi lepas di zona subduksi, dan diangkut ke atas foreland benua yang berdekatan. Berdasarkan tatanan tektoniknya dua jenis utama ophiolites dapat dibedakan (Moores 1982; Coleman 1984; Wakabayashi & Dilek 2003), yaitu:
- Ofiolit yang terdapat sebagai thrust sheets tebal yang ber-baring pada lapisan dasar/substrat pasif marjin dan umumnya terkait dengan aureoles metamorf suhu tinggi pada alasnya (misalnya ofiolit Semail, Oman, ofiolit Pindos, Yunani).
- Tubuh ofiolit yang terdapat sebagai blok-blok dalam tektonik melange blueschist sebagai bagian prisma akresi (misalnya melange Fransiskan).
Perbedaan dalam cara terjadinya dan konteks tektonik dari kedua jenis tersebut diatas, mencerminkan asal dan cara alih-tempatnya, yaitu: ofiolit jenis Tethyan dibentuk oleh thrusting lempeng litosfer samudera ke atas tepi benua pasif; sedangkan kenaikan bagian kerak (upheaval) dari fragmen samudera dalam prisma akresi Margin aktif menghasilkan ofiolit jenis Cordilleran.
Kontroversi Batuan Ultramafik Ciletuh
Keterdapatan batuan ultramafik (peridotit dan serpentinit) di daerah Ciletuh masih merupakan subjek perbedaan pendapat di antara peneliti-peneliti sebelumnya. Sukamto (1975) menafsirkannya sebagai batuan terobosan, sedangkan Thayyib dkk., (1977) memasukkannya sebagai Ophiolite group, atau dinamakan sebagai ophiolitic assemblage oleh Schiller, dkk., (1991) atau ophiolitic rocks menurut Garrard dkk., (1990) yang berhubungan dengan sedimen bancuh. Noeradi (1977), menafsirkan semua batuan ultramafik tersebut sebagai fragmen atau bongkah-bongkah eksotik dalam Formasi Ciletuh.
Model tektonik Ciletuh. |
Massa batuan ultramafik di daerah Ciletuh tersingkap dalam singkapan tersebar, serperti kantong-kantong (enclaves), dalam Formasi Ciletuh, dengan kecenderungan berarah timur laut ± barat-daya, yang memberikan kesan seperti tubuh intrusi (Sukamto, 1975), ataupun sebagai bongkah-bongkah eksotik dalam Formasi Ciletuh (Noeradi, 1997).
Batuannya terdiri dari peridotit dan serpentinit, yang berasosiasi dengan gabro, basalt berstruktur bantal. Asosiasi peridotit-serpentinit ini dengan gabro, basalt berstruktur bantal, memberikan kesan yang menunjukkan bahwa batuan tersebut dapat mewakili bagian himpunan ofiolit (Thayyib dkk., 1977; Schiller, dkk., 1991; Garrard dkk.,1990).
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka diduga asal keberadaan tubuh batuan ultramafik dalam Komplek Ofiolit Ciletuh dispekulasikan merupakan relics sheet bersinambung kerak samudera yang emplaced di atas mikrokontinen. Bagian sheet menjadi tidak lengkap (dismembered) selama emplacement, dan selanjutnya tertimbun (burial) oleh peristiwa geologi berikutnya (mungkin proses sedimentasi yang menghasilkan Formasi Ciletuh) yang sebagian besar menyembunyikan menutupi ofiolitik, dan hanya menyisakan tubuh ultramafik tersebar di sebagian besar daerah Ciletuh Jawa Barat.
Spekulasi dugaan asal keberadaan tubuh batuan ultramafik dalam Komplek Ofiolit Ciletuh ini tidaklah baru, karena sebelumnya Parkinson (1998); beranggapan bahwa Komples Ciletuh Pra-Tersier merupakan himpunan batuan mengandung interthrust slices ultramafik terserpentinisasi dengan sebagaian retas gabro teramfibolitkan, basalt berstruktur bantal, breksi volkanik, hialoklastit dan batupasir greywacke.