Pemodelan Geologi dan Topografi pada Blok Model

Tujuan Pemodelan Geologi adalah untuk membatasi penaksiran kadar pada populasi tertentu supaya kadar contoh tidak diekstrapolasikan terlalu jauh ke blok-blok di luar batas mineralisasi. Tahapan pertama dalam pemodelan geologi sebuah cebakan bijih adalah memplot penampang potong data geologi dari setiap lubang bor. Interpretasi geologi dilakukan pada penampang potong tersebut yang ditandai dengan memberikan kode numerik pada setiap jenis batuan untuk merepresentasikan data geologi pada komputer.

Data jenis batuan untuk setiap penampang potong dimasukkan ke dalam komputer menggunakan digitizer. Data geologi dari penampang ini kemudian diplot pada peta penampang horizontal. Penampang horizontal pada Blok Model diwakili oleh setiap lapis (tier) dalam model. Geologi pada peta penampang tersebut diinterpretasikan kembali dan setiap penampang didigitasi untuk memberikan informasi geologi pada setiap lapis dalam model.

Penampang geologi untuk keperluan digitasi.
Contoh penampang geologi untuk keperluan digitasi.

Setelah pemodelan geologi lengkap, peta penampang horizontal dari model diplot dan dicek kembali. Penampang potong dari model juga diplot dan dibandingkan dengan penampang potong semula. Pekerjaan ini memerlukan waktu yang cukup lama.

Apabila blok model komputer digunakan untuk memodelkan sebuah cebakan bijih yang akan ditambang dengan menggunakan metode tambang terbuka maka data topografi harus dimasukan ke dalam block model tersebut. Batas dari model cadangan bijih diplot pada peta topografi daerah tersebut. Garis kontur topografi didigitasi sehingga setiap titik memiliki data northing, easting, dan elevasi. Berdasarkan data ini dapat diperkirakan elevasi permukaan setiap blok dalam model. Setiap blok dalam model memiliki nilai yang menunjukkan kepadatan blok di bawah topo, misalnya sebuah blok udara akan memiliki nilai topo 0.0 dan sebuah blok seluruhnya berisi batuan akan memiliki nilai topo 1.0.

Pemodelan topografi (topo) ini diperlukan untuk membatasi ekstrapolasi kadar ke arah vertikal. Hasil digitasi pemodelan topografi diintegrasikan ke dalam model blok kemudian dilakukan pengecekan peta topografi yang dihasilkan dengan cara membandingkan dengan peta topografi awal. Pada beberapa tambang menetapkan batas properti mineral (kuasa pertambangan, KP atau kontak karya, KK) untuk keperluan pembayaran royalti. Batas KP atau KK tersebut didigitasi dan dimasukkan ke dalam model untuk mengetahui tonase bijih dalam daerah properti mineral tersebut.

Pemodelan sumberdaya secara komputer memerlukan basis data assay maupun komposit yang bersih, sehingga data masukan tidak ada bias. Cek dan cek ulang merupakan pekerjaan yang harus selalu dilakukan sebelum memulai Pemodelan Geologi dan Topografi. Pekerjaan pada tahap ini sangat penting karena akan diteruskan pada proses selanjutnya yaitu konstruksi model dan presentasi model. Kesalahan pemasukan data dan bias pada data dapat menyebabkan kesalahan pada model sumberdaya atau cadangan yang akan dibuat.

Referensi:
Adisoma, G.S., S. Waterman (2001), Reserve modeling for mining geology, Short Course, Indonesian Association of Geologist-GEOSEA 2001, 30th Annual Conference-10th Regional Congress, Yogyakarta, September, 1-87.
Cottle, J.W., C.J. Davey (1983), Computerized deposit modelling, volumetrics, and production scheduling, Computers in Mining Symposium, The Aust.I.M.M. Southern Queensland Branch, May, 111-115.
Hustrulid, W., M. Kuchta (1995), Open Pit Mine Planning and Design, Volume 1 Fundamental, A.A. Balkema/Roterdam/Brookfield, 212-248.
Kotzé, A.P.L., J.A.V.D.Westhuizen, W.C. Pienaar (1986), An Approach to computer aided opencast mine planning, The Planning and Operation of Open-pit and Strip Mines, J.P.Deetlefs, Editor, Johannesberg, SAIMM, 37-45.
Komentar