Melakukan Mapping yang Aman: Safety Mapping

Standar prosedur, peraturan, persyaratan pelatihan, siapa yang bertanggung jawab, dan praktek kerja yang aman dibawah ini adalah utamanya disusun untuk kepentingan mapping atau pemetaan geologi di hutan. Setiap personel yang ditugaskan untuk melakukan mapping pada situasi seperti di atas harus berhati-hati terhadap potensi bahaya yang mungkin terjadi pada situasi/kondisi itu. Adalah tanggung jawab bersama antara supervisor dan karyawan pelaksana di lapangan untuk mengidentifikasi training/pelatihan yang diperlukan dan memastikan semua yang akan melaksanakan mapping telah mengikuti training/pelatihan yang diperlukan tersebut.

Prosedur dan Peraturan Safety Mapping

Hal-hal yang disebut di bawah ini adalah umumnya kebijaksanaan oleh sebuah perusahaan eksplorasi dan tambang, dan pada beberapa hal, itu adalah hukum yang berlaku. Semua karyawan yang akan melakukan mapping haruslah mengikuti persyaratan berikut ini :

  1. Menginformasikan/diketahui/diizinkan oleh atasan atau setidak-tidaknya diketahui oleh rekan kerja mengenai Kemana rencana mapping akan dilakukan, Bagaimana rencana rute yang akan ditempuh, dan Kapan perkiraan waktu akan kembali dari mapping.
  2. Tidak melakukan mapping seorang diri. Kecuali diyakinkan bahwa jika berpencar, dilakukan pada jarak yang tidak jauh, dan selalu saling berhubungan dengan radio komunikasi 2 arah.
  3. Membawa dan menggunakan semua alat pelindung diri yang disyaratkan untuk kebutuhan mapping.
  4. Tidak boleh merokok ketika berada disekitar semak/hutan yang mudah/rawan terbakar. Ini bukan hanya tindakan tidak aman, tetapi juga merupakan tindakan ilegal menurut aturan perlindungan hutan terhadap bahaya kebakaran.

Melakukan Training Safety Mapping

Pelatihan P3K adalah keharusan. Semua karyawan yang bekerja di lapangan disyaratkan untuk memenuhi standard minimum P3K. Kualifikasi P3K harus diperbaharui setiap 3 tahun. Tingkat minimum pelatihan P3K bervariasi untuk setiap situasi dan yursidiksi operasional. Seorang supervisor haruslah meyakinkan bahwa semua karyawan yang bekerja di bagian yang dibawahinya telah memperoleh pelatihan P3K dengan persyaratan paling minimum yang ditetapkan.

Tanggung Jawab Supervisor dan Karyawan

Ketika menetapkan/menugaskan karyawan untuk melakukan mapping di hutan, seorang supervisor harus meyakinkan bahwa :
  • Karyawan tersebut mampu/kompeten untuk melakukan mapping.
  • Karyawan tersebut telah memiliki kualifikasi P3K yang terbaru dan telah memenuhi persyaratan minimum yang dibutuhkan mengenai P3K.
  • Peralatan dan bahan P3K dan survival kit disediakan.
  • Peralatan safety yang diperlukan disediakan dan diyakinkan untuk digunakan.
  • Semua instruksi kepada karyawan dipastikan dapat dilakukan dengan aman.
  • Yakinkan karyawan untuk berhati-hati dan menyadari potensi bahaya yang mungkin saja terjadi.
  • Lokasi, rute mapping, perkiraan waktu kembali/pulang diketahui oleh atasan, dan informasi serta peta tentang hal ini disimpan dibasecamp/kantor.
  • Mapping tidak akan memakan waktu terlalu lama yang bisa mengakibatkan kelelahan pada karyawan.
  • Mapping seorang diri tidak diperbolehkan, kecuali pada kondisi tertentu. Misalnya mapping dilakukan dalam jarak yang dekat, dan semua karyawan harus tetap mengaktifkan radio komunikasi supaya bisa saling berhubungan.

Ketika melakukan mapping di lapangan, karyawan haruslah memastikan bahwa :
  • Pakaian dan peralatan yang digunakan sesuai dengan kondisi lapangan dan cuaca yang mungkin terjadi.
  • Pelatihan P3K yang pernah diperoleh telah memenuhi standar minimum yang dibutuhkan
  • Alat/bahan P3K dan survival kit dibawa.
  • Peralatan safety lain yang juga dibutuhkan, dibawa dan digunakan dengan benar.
  • Membawa kompas, arloji dan peta daerah yang akan dimapping.
  • Lokasi, rute mapping, perkiraan waktu kembali/pulang diketahui oleh atasan, dan informasi serta peta tentang hal ini disimpan dibasecamp.
  • Rute mapping dan perkiraan waktu kembali/pulang diketahui.
  • Bersikap hati-hati untuk keselamatan diri dan rekan satu tim.
  • Menghindari bersikap lalai dan bertindak teledor.
  • Tidak berpencar dengan rekan satu tim,kecuali pada jarak yang dekat dan selalu berhubungan dengan radio komunikasi dua arah.

Potensi Bahaya dan Pencegahannya

Potensi bahaya yang paling mungkin ketika melakukan mapping adalah :
  1. Tersesat atau hilang.
  2. Terjatuh, Tergelincir, Terpeleset, Cedera Anggota Tubuh karena Menggunakan Peralatan secara Tidak Aman.
  3. Serangan Hyperthermia.
  4. Kelelahan.
  5. Kilat/Petir.
  6. Bahaya binatang liar (ular, babi hutan, anoa, monyet).
  7. Serangga berbahaya (lebah, tawon penyegat, nyamuk, kutu).
  8. Kondisi air jelek.

Tersesat atau hilang

Pencegahan ; Cara terbaik untuk tidak tersesat atau hilang adalah mencegahnya secara dini.
  • Rencanakan rute perjalanan/mapping dengan hati-hati dan sebaik-baiknya, kemudian tetap konsisten/teguh pada rencana rute tersebut.
  • Membawa kompas dan peta topography atau foto udara yang paling baik tentang daerah tersebut, dan tahu persis cara menggunakannya.
  • Selalu melakukan navigasi ketika dalam perjalanan/mapping. Pada saat melakukan pemetaan dengan kompas dan langkah, harus selalu memperhatikan dan berhati-hati terhadap arah dan jarak yang telah dan akan ditempuh untuk mengetahui posisi pada saat itu.
  • Hindarkan godaan untuk tidak melakukan navigasi, karena menganggap bahwa sasaran akan dicapai dengan mudah.
  • Hindarkan godaan untuk tidak melakukan navigasi, ketika memutuskan untuk mengikuti jalan setapak atau jalan logging kayu yang belum terplot dipeta. Ini bisa menyebabkan secara perlahan mengubah arah dan menyesatkan perjalanan/mapping.
  • Mengetahui standar nasional/internasional tentang cara memberi tanda minta pertolongan darurat, dan mampu melakukannya.

Prosedur Gawat Darurat ; Walaupun semua cara pencegahan tersesat atau hilang telah dilakukan, kemungkinan tersesat atau hilang masih saja bisa terjadi. Tersesat atau hilang harus dikategorikan sebagai siatuasi gawat darurat. Jika telah disampaikan kepada atasan, atau orang yang berwenang lainnya mengenai rencana rute, perkiraan waktu kapan akan kembali/pulang, maka pencarian ketika terjadi ada yang tersesat atau hilang, akan cepat dilakukan. Pencarian akan berhasil lebih cepat apabila orang yang tersesat atau hilang mengikuti prosedur dibawah ini :
  • Tidak panik. Panik adalah musuh terbesar pada kondisi seperti ini. Panik akan menyebabkan terkurasnya banyak energi dan bisa mengakibatkan situasi yang lebih serius. Sebab suatu cedera kecil bisa dengan segera berkembang menjadi situasi yang lebih serius jika terus-menerus panik dan tidak dapat menguasai diri. Segeralah duduk dengan tenang dan diskusikan dengan rekan satu tim atau kalau hanya seorang diri, tenangkan diri dan diskusilah dengan diri sendiri. Apabila mapping ini sebelumnya direncanakan dan disiapkan dengan baik, inilah saatnya untuk merasakan manfaat emergency kit.
  • Jangan mengembara (pergi ke mana-mana, ke arah yang tidak jelas). Makin dekat lokasi yang diharapkan anda berada disitu, makin kecil area yang harus ditelusuri untuk mencari anda. Dan ini tentu saja mempermudah pencarian. Lebih khusus lagi, jangan pernah pergi kemana-mana, ke arah yang tidak jelas apabila kondisi sudah menjelang atau telah malam hari.
  • Bersabarlah. Sebab tergantung dari tingkat keterpencilan lokasi dimana anda tersesat atau hilang.  Dalam kondisi normal, akan membutuhkan satu hari atau lebih untuk mengorganisasikan program pencarian yang komprehensif.
  • Buatlah diri anda mudah terlihat, sebab salah satu teknik pencarian melalui pengamatan dari udara. Posisikanlah diri anda di tempat terbuka. Sebab adalah tidak mungkin untuk melihat ke bawah dengan jelas jika terhalang pepohonan atau batu-batuan. Bawalah pakaian yang dapat memantulkan sinar atau gunakanlah rompi yang berwarna cemerlang dan dapat memantulkan sinar. Jika anda melihat atau mendengar pesawat udara, buatlah tanda (tanda keadaan gawat darurat internasional), berputar-putarlah di sekitar area yang terbuka supaya mudah terlihat dari udara, pantulkanlah cahaya dari cermin dan nyalakan api sebagai tanda. (jangan menggunakan tanda dengan menyalakan api pada saat bahaya kebakaran mungkin terjadi, misalnya musim kering atau dekat semak-semak).
  • Buatlah diri anda merasa nyaman, cari lokasi dimana anda bisa terlihat dari udara, dan buatlah tempat/lokasi itu seperti shelter (tempat berteduh). Tempat berteduh seperti ini akan membantu anda menghemat dan mengembalikan energi, melindungi dari bahaya, juga mengurangi peluang terjadinya panik.
  • Ingatlah, bahwa sesorang biasanya bisa tetap bertahan hidup selama 30 hari tanpa makan dan bertahan selama 3 hari tanpa minum pada kondisi hutan

Terpeleset, Tergelincir, Terjatuh dan Cedera Karena Menggunakan Peralatan Secara Tidak Aman

Cedera karena tergelincir, terpeleset, terjatuh atau karena menggunakan peralatan secara tidak aman adalah bahaya terbesar yang dihadapi oleh setiap orang yang melakukan mapping. Hal-hal/cedera yang mungkin biasa saja jika terjadi di sekitar rumah atau ditempat lain selain di hutan, bisa menjadi cedera yang bersifat serius di lokasi yang terpencil. Cedera yang paling sering terjadi ketika melakukan mapping adalah terjatuh (terpeleset, tergelincir, terjatuh). Yang kedua paling sering adalah cedera yang diakibatkan oleh cara penggunaan yang tidak aman dari peralatan pribadi, misalnya : kapak, palu, pisau, dsb.

Pencegahan ; cara melakukan pencegahan pada potensi bahaya ini adalah sbb :
  • Selalu menggunakan sepatu yang cocok untuk kondisi yang akan dihadapi. Sepatu haruslah dapat mencegah masuknya air (tahan air) pada kondisi dingin dan basah.
  • Hindari rute yang memiliki kemiringan dengan kondisi basah atau berlumut. Atau kalau tidak bisa, lewatilah tempat itu dengan cara ekstra hati-hati dan kewaspadaan tinggi
  • Apabila melewati daerah yang tidak jelas, bisa menyebabkan kematian kalau jatuh, kondisi semak belukar, dan sebagainya lakukanlah dengan ekstra hati-hati dan kewaspadaan tinggi.
  • Apabila melewati daerah yang telah mengalami penebangan, lakukan dengan ekstra hati-hati dan penuh kewaspadaan. Sebab batang  kayu/pohon yang kecil, tajam dan rapuh ujungnya bisa menyebabkan cedera serius jika kita terjatuh di tempat seperti itu.
  • Jangan berjalan di sekitar kayu log yang telah ditebang, karena ada kemungkinan ada kayu yang masih belum benar-benar roboh, dan ketika kita lewat kayu tersebut jatuh menimpa kita. Atau mungkin juga ada batang kayu yang ketika terinjak akan terpelanting ke atas dan mengenai kita.
  • Hindari atau jika terpaksa lakukan dengan ekstra hati-hati dan kewaspadaan tinggi ketika melalui lereng yang terjal dan berbahaya.
  • Selalu jalan dengan kecepatan yang sesuai dengan kondisi lapangan. Jangan pernah berlari-lari!!
  • Selalu meyakinkan semua peralatan pribadi dalam kondisi baik
  • Bawa dan simpanlah semua peralatan pribadi dengan aman dengan menggunakan pelindung yang sesuai.
  • Selalu gunakan peralatan pribadi dengan cara yang baik, benar dan aman. Jika perlu, ambillah training/pelatihan khusus tentang hal itu.
  • Gunakan perlatan pribadi sesuai dengan tujuan dan kegunaan alat tersebut.
  • Gunakan selalu alat pelindung diri yang sesuai dengan kondisi/keadaan.
  • Selalu membawa alat dan bahan P3K dan Emergency Survival kit.

Prosedur Gawat Darurat ; Cedera yang paling umum terjadi ketika melakukan mapping adalah luka memar, luka gores, terpotong, keseleo dan patah tulang punggung. Semua cedera di atas haruslah diperlakukan dan ditindaklanjuti secepat mungkin sesuai standar P3K. Orang yang cedera harus dilindungi dari terserang shock, dan jika perlu, segera dibawa ke tenaga medis profesional untuk memperoleh perawatan yang dibutuhkan.

Gambar 1. Teknik handling manual
Gambar 1. Teknik handling manual

Serangan Hyperthermia

Pencegahan Hyperthermia ; Ada 3 jenis serangan penyakit hyperthermia yang bisa terjadi secara tiba-tiba. 1. Kejang panas, 2. Kelelahan karena panas, 3. Kena panas yang terlampau kuat. Menderita kejang panas dan kelelahan karena panas terjadi karena dehidrasi dan kehabisan unsur garam akibat keluarnya keringat yang berlebihan.(keluar keringat itu sendiri berguna untuk menurunkan suhu internal tubuh). Menderita heat stroke (kena panas yang terlampau kuat) ditandai dengan terjadinya suhu tubuh tiba2 meningkat mencapai 41?C (105?F) yang dapat menyebabkan kematian apabila tidak segera diberi pertolongan medis. Ada beberapa cara untuk mencegah/mengurangi serangan hyperthermia:
  • Pentingnya melakukan mapping dalam suatu tim adalah lipat dua kali pentingnya pada saat kondisi cuaca panas. Gejala hyperthermia seringkali tidak dapat dikenali atau diketahui oleh si penderita. Akan tetapi dapat terbaca dengan jelas oleh rekan kerja yang telah mengatahui tanda-tandanya.
  • Minumlah dalam jumlah banyak. Jangan mengandalkan perasaan haus, untuk mengetahui kapan anda butuh air minum atau berapa banyak yang harus diminum. Minumlah dalam jumlah yang banyak sebelum anda mulai bekerja, dan setiap 20 menit selama mapping, sebaiknya minum. Jangan minum susu, jus buah yang tidak encer atau alkohol. Minum alkohol malah akan menyebabkan tubuh anda kekurangan cairan. Berhati-hatilah apabila ingin meminum air yang ada di lokasi tersebut. Kecuali anda merasa yakin degan kualitasnya.
  • Tingkatkanlah kadar garam tubuh anda secara perlahan. Kadar garam yang cukup biasanya sudah terdapat dalam makanan siap saji, tetapi jika anda sangat berkeringat, minuman penambah kadar garam tubuh seperi gatorade, dianjurkan untuk diminum. Tablet salut garam tidak dianjurkan kecuali atas petunjuk dokter.
  • Gunakanlah pakaian dari bahan yang ringan, dan usahakan supaya tidak terlalu banyak bagian tubuh yang terbuka dan tidak tertutupi pakaian.
Prosedur Gawat Darurat Hyperthermia ; penanganan hyperthermia dilakukan sesuai dengan penyebab dan gejala yang terlihat di lapangan, contohnya sebagai berikut :
Kejang panas :
  • Kondisi tubuh yang kekurangan/kehabisan kadar garam karena keringat yang sangat banyak.
  • Gejala dan tanda : Kejang/kram pada otot ketika bekerja, gejala lain : napas pendek-pendek, muntah-muntah, merasa pusing.
  • Perlakuan/perawatan : Pindahkan ke tempat yang bernaung atau istirahatkan di tempat yang bernaung. Minum air yang mengandung sedikit kadar garam.
Kelelahan karena panas :
  • Kondisi hyperthermia tingkat sedang yang disebabkan oleh rasa tegang atau shock pada sistem sirkulasi udara tubuh, yang diakibatkan oleh temperatur atau kelembaban yang tinggi. Akibatnya terjadi kehilangan cairan tubuh melalui keringat yang berlebihan. Dan hal ini bisa terjadi walaupun tidak terkena langsung sinar matahari.
  • Tanda dan gejala : ada banyak gejala dari tingkat sedang sampai gejala hebat. Gejala itu antara lain sakit kepala, kedinginan (menggigil), keringat dingin, kulit lembab, merasa pusing, denyut nadi lemah, penglihatan samar-samar, tidak enak badan, lemas, kewaspadaan berkurang, merasa kejang-kejang. Korban bisa terus-menerus mengigau atau pingsan.
  • Perlakuan/perawatan : sama dengan yang mengalami penyakit kejang panas. Istirahatkan di tempat bernaung. Beri air minum yang biasa, atau air yang bekadar garam sedang, Kalau korban dalam keadaan tidak sadar, dinginkan/kompres dengan air sampai si korban sadar kemabli.
  • Pada kondisi/gejala tingkat sedang sampai hebat, pertolongan dari tenaga medis profesional diperlukan. Sediakan/lakukan perawatan P3K seperti diatas, dan setelah itu segera dibawa ke petugas medis.
Kena panas yang terlampau kuat :
  • Terjadi kerusakan sirkulasi darah di otak. Kondisi seperti ini sangat serius dan mungkin berkibat fatal. Hal ini bisa terjadi kalau mengalami/terkena/berhubungan langsung dengan sinar matarhari yang terlampau kuat dalam waktu lama.
  • Tanda dan gejala : Kulit kering dan panas, wajah seperti terbakar/bergejolak dan merasa sangat gerah, akan tetapi keringat sangat sedikit atau bahakan tidak ada. Denyut nadi menjadi lebih kencang dan kuat. Si korban bisa menjadi apatis atau malah agresif, sakit kepala hebat, seringkali diikuti dengan muntah-muntah. Si korban akan mengalami hyperventilate seiring dengan peningkatan gejala yang dialaminya. Apabila temperatur tubuh meningkat, bisa mengakibatkan mata menjadi gelap, kejang dan tidak sadarkan diri/pingsan. Pada kondisi suhu tubuh mencapai 41?C (105?C), perawatan/penanganan harus segera dilakukan tanpa penundaan. Keterlambatan penanganan dapat mengakibatkan kerusakan otak atau bahkan kematian.
  • Perlakuan/Perawatan : Baringkan korban di tempat yang teduh dengan kepala dan bahu sedikit lebih tinggi dari anggota tubuh lainnya. Baringkan dengan posisi miring (posisi istirahat) jika dalam keadaan tidak sadar. Lepaskan baju luar, dan dinginkan/kompres  tubuhnya dengan air dan dikipas-kipas, khususnya pada bagian kepala, leher dan area sekitar dada. Jangan juga terlalu banyak memercikkan air ke tubuh korban ketika berusaha mendinginkan suhu tubuhnya, sebab itu bisa menjadi seperti “mengepel” si korban. Apabila si korban sudah sadar kembali (siuman), beri dia minum. Ketika suhu tubuhnya telah normal kembali, ganti pakaian si korban, tetap dijaga dalam kondisi hangat supaya mencegah dia menjadi kedinginan. Adalah sangat berbahaya apabila dilakukan pendinginan suhu tubuh dengan membenamkan/mencelupkan tubuh si korban dengan air dalam jumlah banyak sesaat setalah mengalami gejala penyakit ini. Akan tetapi dalam kasus yang sangat ekstrim/luar biasa, di mana terdapat resiko kematian dan kerusakan otak, cara ini dapat digunakan setelah proses pendinginan suhu tubuh mulai memperlihatkan efeknya.  Secara perlahan-lahan masukkan/turunkan tubuh si korban ke dalam air, pertama-tama kaki si korban, Lakukan pemijatan untuk memperlancar/meningkatkan aliran darah dan mengurangi panas dari dalam tubuh. Segera pindahkan/angkat/keluarkan korban dari air segera setalah suhu tubuhnya telah kembali stabil.

Kelelahan

Kelelahan terjadi ketika tubuh melakukan aktivitas yang melebihi kapabilitas fisik kita sendiri. Kondisi ini hampir selalu terjadi karena memandang remeh tingkat kesulitan dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan mapping. Kondisi kelelahan akan sangat besar kemungkinannya membuat kita cedera dan menurunkan kualitas pekerjaan/mapping yang dilakukan.

Cara melakukan tindakan pencegahan pada potensi bahaya kelelahan adalah sebagai berikut :
  • Rencanakan mapping dengan mempertimbangkan semua kondisi, bukan hanya jaraknya saja. Keadaan lapangan/daerah, cuaca, personil tim, dan faktor apa saja yang mungkin berpengaruh hendaknya telah dipikirkan/dipertimbangkan antisipasinya.
  • Kecepatan langkah dan beban yang dibawa harus sesuai dengan kondisi dan kemampuan fisik.
  • Kecepatan langkah dalam mapping jangan lebih cepat dari anggota tim yang paling lambat.
Cara melakukan tindakan prosedur gawat daruratnya adalah sebagai berikut :
  • Tanda dan gejala : Tubuh merasa sangat lelah, koordinasi gerak tubuh berkurang,  kewaspadaan tubuh menurun.
  • Perawatan/Perlakuan : Berhenti dan istirahatlah. Sebaiknya di tempat yang teduh/bernaung dan aman dari bahaya. Minum air dan makanlah makanan ringan yang mengandung energi tinggi.  Jangan melanjutkan perjalanan sebelum merasa segar kembali dan cukup beristirahat.

Kilat/Petir

Terperangkap/mendapati kondisi kilat/petir adalah hal yang juga biasa dijumpai dalam mapping. Terkena serangan petir dapat berakibat fatal. Oleh sebab itu, pencegahan-pencegahan  tertentu berikut ini perlu diperhatikan.

Pencegahan potensi bahaya terhadap kilat/petir adalah sebagai berikut :
  • Carilah tempat yang aman sebelum kilat/petir/badai tiba, seperti di dalam kendaraan atau bangunan.
  • Menjauhlah dari sesuatu yang berukuran tinggi, misalnya pepohonan yang tinggi.
  • Jangan berdiri di dekat atau bergantung di benda yang terbuat dari logam.
  • Segera turun dari tempat ketinggian, misalnya bukit.
  • Jangan berdiri di dalam air.
  • Pindah ke area yang lebih rendah, dan posisi tubuh sebaiknya membungkuk atau berjongkok.
  • Segera ke darat atau pantai apabila sedang berada diatas perahu atau kano.

Petir adalah sebuah peristiwa yang berhubungan dengan gejala kelistrikan, sehingga prosedur gawat darurat sebaiknya dilakukan seperti dibawah ini :
  • Tanda dan gejala : Korban biasanya terlihat seperti terpukau, terdiam dan langsung jatuh pingsan. Korban mungkin mengalami efek terbakar, yang mana akan lebih berbahaya/dahsyat apabila si korban memakai arloji, perhiasan, dan lain-lain yang terbuat dari logam. Pernafasan terhenti atau jantung berhenti berdetak mungkin saja terjadi.
  • Perawatan/penanganan : Periksa nafas dan denyut nadi korban. Lakukan pernafasan buatan atau pemompaan jantung sesuai prosedur. Ketika korban telah sadar, lakukan penanganan untuk menghilangkan rasa shock, dan segera setelah itu dibawa untuk memperoleh perawatan medis secepatnya.
Gambar 2. Mengenal resiko kilat/petir
Gambar 2. Mengenal resiko kilat/petir

Binatang Liar (ular, babi hutan, anoa, monyet, buaya)

Berjumpa dengan binatang liar (ular, babi hutan, anoa, monyet, buaya) ketika melakukan mapping adalah hal yang biasa terjadi. Terlepas dari banyaknya perjumpaan dengan binatang liar (ular, babi hutan, anoa, monyet, buaya), serangan dari binatang liar (ular, babi hutan, anoa, monyet) sebenarnya jarang terjadi. Bersikap hati-hati pada binatang liar (ular, babi hutan, anoa, monyet, buaya) yang sedang sendiri saja atau apalagi yang sedang bergerombol dengan anak-anaknya.

Serangan atau gigitan dari binatang liar (ular, babi hutan, anoa, monyet, buaya) adalah berbahaya karena mungkin mengandung racun/bisa, menularkan rabies atau penyakit infeksi atau bahkan menimbulkan kematian Korban harus segera memperoleh perawatan medis secepatnya. Hampir semua binatang yang menyerang, adalah hasil dari keterkejutan antara keduanya, baik binatang maupun orang yang melakukan mapping ketika tiba-tiba bertemu.

Pencegahan terhadap potensi bahaya ini adalah sebagai berikut :
  • Bersikap ribut, ramai ketika melakukan mapping. Ini bisa dilakukan dengan membawa semacam bel di kantong atau pakaian, meniup peluit atau bersiul-siul atau cara lain yang membuat binatang yang ada di sekitarnya mengetahui kedatangan/keberadaan kita.
  • Jangan menggunakan sabun yang terlalu harum/wangi, parfum, deodoran, dan sebagainya yang mungkin membuat binatang tertarik untuk mendekati kita.
  • Cari dan ketahuilah informasi sebanyak-banyaknya tentang lokasi dan kebiasaan bermacam-macam binatang yang menghuni daerah yang akan dimapping.
  • Selalu memberi kesempatan bagi binatang untuk berlalu lebih dulu atau tidak merasa terganggu di area teritorinya.
  • Waspada terhadap tanda-tanda keberadaan binatang, jejak kaki, atau pun bekas kotorannya.
  • Jangan pernah berusaha mendekati atau menangkap binatang liar (ular, babi hutan, anoa atau monyet), sebab itu dapat membuat mereka merasa terancam, sehingga akan menyerang anda. Khusus untuk ular, jangan pernah coba menangkapnya, karena kemungkinan ular tersebut adalah ular berbisa.
  • Khusus untuk ular, pahami/pelajari jenis dan karakteristik ular daerah tersebut. Ular yang umum dijumpai di Sulawesi, termasuk Soroako area maupun SOA (Soroako outer area) adalah ular sawah, phyton, hijau, viper, hitam.
  • Alat membela diri seperti parang adalah pilihan pelengkap terakhir.

Prosedur gawat daruratnya adalah sebagai berikut :
  • Jika serangan yang terjadi dalam jarak dekat atau masih berlangsung, parang dapat digunakan untuk mempertahankan diri.
  • Lakukanlah penanganan P3K yang sesuai terhadap luka atau cedera
  • Semua gigitan dan goresan oleh binatang harus ditangani oleh dokter untuk mencegah infeksi dari bisa/racun yang dibawa binatang tersebut, dan untuk mendeteksi kemungkinan rabies.
  • Prosedur penanganan digigit ular harus dipahami secara baik (untuk detail mengenai hal ini dilampirkan secara terpisah).
  • Apabila digigit ular berbisa usahakanlah mengetahui jenis ular tersebut dan usahakan membunuh ular itu untuk dibawa ke rumah sakit agar dapat dipilihkan anti venin yang tepat sesuai dengan jenis ular yang menggigit.
  • Apabila binatang itu diduga menularkan rabies, jika memungkinkan binatang itu harus segera dibunuh. Jangan menyentuh bangkai binatang dengan tangan telanjang. Gunakan sarung tangan tebal, masukkan dan bungkus dengan aman bangkai binatang itu dalam sebuah plastik bag yang sesuai. Jangan menyentuh bagian luar dari sarung tangan setelah memegang bangkai binatang. Masukkan dan satukan sarung tangan itu dengan bangkai binatang dalam palstic bag. Setelah itu, cuci tangan dan bagian lain dari kulit yang terbuka dengan sabun dan air hangat. Kemudian sterilkan dengan menggunakan alkohol, walaupun tadi anda menggunakan sarung tangan. Beritahu petugas suaka margasatwa yang berwenang yang akan mengambil dan melakukan tes terhadap bangkai binatang itu.

Serangga Berbahaya

Bermacam-macam serangga dapat ditemui ketika melakukan mapping. Konsekuensinya, bisa berupa gangguan-gangguan kecil yang biasa saja, membawa penyakit atau berpotensi menyebabkan kematian karena reaksi alergi tubuh. Serangga yang paling umum dijumpai adalah nyamuk, lebah, tawon penyengat, kutu, “blackflies” dan “deerflies”. Sengatan lebah atau tawon penyengat dapat berakibat fatal bagi penderita alergi.

Pencegahan terhadap potensi serangga berbahaya adalah sebagai berikut :
  • Semprotkan/gosokkan penolak nyamuk ke pakaian dan ke bagian tubuh yang terbuka. Gunakan secukupnya, tetapi efektif.
  • Gunakan pakaian yang loggar untuk melapisi T-shirt. Ini akan membantu menghindarkan dari gigitan serangga melalui pakaian anda.
  • Buatlah kondisi supaya bagian bawah celana dimasukkan ke dalam sepatu boot, kerah baju yang aman dan menutupi bagian tubuh dengan baik, dan masukkan/rapikan pakaian ke dalam celana, supaya mencegah masuknya serangga ke bagian dalam baju, khususnya kutu dan semut.
  • Untuk penderita alergi, harus selalu membawa obat anti alergi yang dibutuhkan. Tahu cara menggunakannya, dan bisa megajarkan/menginstruksikan kepada rekan satu tim untuk membantu menggunakannya.
  • Apabila anda menduga bahwa anda mungkin alergi terhadap gigitan serangga, lakukanlah tes sebelum berangkat ke lapangan melakukan mapping. Reaksi alergi dapat terjadi dengan cepat dan fatal. Jika situasi seperti ini terjadi di lapangan, dan anda tidak meyiapkan diri sebelumnya dengan persiapan/penanganan medis yang benar, anda bisa meninggal.
Prosedur gawat daruratnya adalah sebagai berikut :
  • Selalu bersihkan area yang digigit serangga dengan air sabun atau antiseptik yang sesuai untuk mencegah infeksi dan mengurangi iritasi.
  • Jika terjadi reaksi alergi, siapkan dan segera gunakan serum medis pelawan racun yang disiapkan tanpa membuang-buang waktu. Jika kondisi alergi masih terus terjadi setelah diberi pelawan racun, segera dibawa untuk memperoleh perawatan medis yang dibutuhkan.

Kualitas Air Jelek

Walaupun dibanyak area, masih banyak dijumpai sumber air lokal yang secara umum aman untuk dikonsumsi manusia, akan tetapi banyak juga area yang tidak demikian. Air yang tidak murni, mungkin mengandung bakteri berbahaya dan atau parasit. Atau mungkin juga ada daerah yang airnya telah terkontaminasi polutan dari pabrik. Akibat paling sering dari kulaitas air yang jelek adalah penyakit diare dan disentry. Air juga dapat terkontaminasi oleh kotoran dari binatang atau manusia. Gejala yang ditimbulkan apabila terminum air yang terkontaminasi bakteri atau parasit atau kuman dari kotoran binatang atau manusia adalah berupa diare atau muntah-muntah.

Pencegahan terhadap potensi bahaya berupa kualitas air yang jelek adalah sebagai berikut :
  • Konfirmasikan/tanyakan kepada petugas berwenang tentang kualitas air sungai dan danau di daerah tersebut.
  • Jika anda ragu-ragu, anda harus membawa cadangan air didalam wadah yang aman dan bersih.
  • Didihkan semua air yang diambil dari sumber air setempat paling kurang selama 5 menit atau bisa juga ditambahkan dengan tablet disinfektan.
  • Pastikan anda selalu mencuci tangan anda dengan benar secara keseluruhan setelah menggunakan toilet.
  • Jangan pernah berenang di telaga/kolam air tergenang yang tidak jelas kualitas airnya.

Prosedur gawat daruratnya adalah sebagai berikut :
  • Sediakan selalu alat dan bahan P3K untuk diare dan disentry.
  • Segera cari penanganan medis yang semestinya.
Demikian petunjuk bagaimana melakukan mapping atau pemetaan geologi yang aman (safety mapping), mudah-mudahn ini dapat bermanfaat bagi anda seorang pekerja lapangan. Saran saya, saat melakukan kegiatan mapping kenali terlebih dahulu risiko ataupun potensi bahaya yang ditimbulkan, lalu lakukan tindakan pencegahan, karena ada istilah yang mengatakan "mencegah lebih baik daripada mengobati".
Written by : Flyshgeost
    Komentar