Ekosistem Hutan dan Komponen Penyusunnya

ekosistem hutan

Ekosistem Hutan Indonesia

Indonesia adalah negara dengan wilayah yang cukup luas meliputi lautan dan dataran. Di dalamnya ada beragam komponen yang saling membutuhkan. Interaksi antara organisme dengan lingkungannya dinamakan dengan ekosistem. Salah satu tipe yang akan dibahas pada artikel ini adalah ekosistem hutan yang termasuk sub dataran.

Jenis hutan yang ada di negara ini pun beragam, secara umum berupa hutan hujan tropis bila dilihat dari musim dan letak geografisnya. Sayangnya saat ini keseimbangan di ekosistem tersebut mulai tidak stabil, baik karena faktor manusia maupun alam.

4 Komponen Utama Dalam Ekosistem Hutan

Lingkungan tempat makhluk hidup saling berinteraksi harus dijaga kedinamisannya. Hubungan antara dua atau lebih komponen yang ada di hutan dapat bersifat menguntungkan atau sebaliknya. Campur tangan dari manusia yang memanfaatkan lokasi tersebut sebagai tempat pemukiman mulai mengganggu kehidupan organisme didalamnya.

(Lihat juga tentang rantai makanan ekosistem laut)

Jika ekosistem hutan menjadi kurang stabil, akibatnya kehidupan organismenya tidak bisa berjalan lancar. Sebab itulah sangat penting untuk merawat kondisi hutan agar komponen yang ada di dalamnya bisa berkembang dengan baik. Keuntungan yang diperoleh manusia adalah dapat memaksimalkan pemanfaatan ekosistem tersebut. Adapun jenis komponen yang hidup di hutan antara lain:

1. Organisme Autotrof
Jenis komponen yang ada di ekosistem hutan ini mampu menghasilkan makanan sendiri dengan bantuan sinar matahari. Ciri dari organisme tersebut adalah memiliki zat hijau daun atau klorofil. Dengan bantuan cahaya matahari, komponen Autotrof bisa mengolah makanan sendiri melalui proses fotosintesis.

Kedudukan dari organisme seperti pohon dan rerumputan ini sangatlah penting karena sebagai sumber makanan utama bagi komponen lainnya. Jaring-jaring makanan juga berlaku di ekosistem ini.

2. Organisme Heterotrof
Komponen ini tidak bisa membuat makanan sendiri dan menggantungkan hidupnya pada organisme lainnya. Sumber makanan berasal dari organisme autotorof. Contoh dari komponen heterotrof adalah jasad renik dan jamur.

Proses pengambilan makanan dengan cara menguraikan zat organik yang terdapat di hutan. Hasil dari penguraian tersebut dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk membuat makanan dari kelompok ini.

3. Organisme Biotik
Dalam satu ekosistem hutan terdapat banyak komponen biotik yang menghuninya. Komponen ini terdiri dari kelompok makhluk hidup seperti tumbuhan, hewan, dan lain-lain. Secara kasat mata, organisme ini mendominasi lahan di hutan. Perannya sebagai produsen dan konsumen dalam jaring makanan membuat jumlahnya harus dijaga keseimbangnnya.

Bila tanaman yang tumbuh jumlahnya mengalami penyusutan, maka habitat binatang herbivora akan terancam karena pasokan makanan berkurang. Begitu juga bagi organisme karnivora juga tidak dapat bertahan hidup bila ekosistem tidak lagi dinamis.

(Lihat juga tentang pengertian ekosistem)

4. Organisme Abiotik
Ekosistem hutan memiliki cakupan yang luas jika wilayahnya belum dipergunakan untuk kepentingan ekonomi. Selain terdiri dari organisme hidup, terdapat juga komponen abiotik yang juga berperan besar dalam terjadinya interaksi yang saling menguntungkan. Contoh dari komponen ini adalah cahaya, iklim, tanah, air, angin, dan lain sebagainya.

Tanpa adanya kelompok abiotik ini maka jenis organisme lainnya tidak bisa bertahan hidup. Kondisi iklim tropis di Indonesia yang memiliki curah hujan yang tinggi menjadikan kondisi tumbuhan yang ada di dalamnya dapat berkembang dengan baik.

Ekosistem hutan Indonesia terdiri dari beberapa komponen seperti yang disebutkan diatas. Masing-masing organisme berinteraksi dengan lingkungan membentuk ekosistem hutan yang fungsinya sangat penting sebagai paru-paru dunia. Hutan menjadi pemasok oksigen terbesar sehingga keseimbangannya harus tetap dijaga supaya pemanfaatannya bisa maksimal. Wilayahnya juga harus aman sebab ini menjadi habitat bagi beberapa organisme yang ada didalam ekosistem tersebut.
Komentar