Batuan Sedimen : Jenis, Contoh, dan Proses Terbentuknya

Contoh batuan sedimen.

Apa itu Batuan Sedimen ?

Batuan sedimen adalah salah satu jenis batuan yang terbentuk di permukaan Bumi. Kita dapat mempelajari mengenai sejarah geologi pada batuan sedimen, merekam beberapa data yang menunjukkan kejadian lingkungan pengendapannya pada zaman dahulu. Pengetahuan yang bisa diperoleh dari batuan sedimen dapat mencakup iklim purba, rekonstruksi bentang alam, serta dapat memprediksi lokasi cekungan sumberdaya minyak dan gas.

Lapisan Bumi tidak hanya terdiri dari tanah yang kita pijak saja, akan tetapi ada banyak lapisan yang tidak terbayangkan oleh kita. Lapisan ini terus menuju ke dasar Bumi, berupa inti yang berisi magma cair. Namun, bagi sebagian orang batuan adalah bagian dari pengetahuan mengenai lapisan Bumi yang paling dasar dan bisa dimengerti, salah satunya adalah batuan sedimen.

Proses Terbentuknya Batuan Sedimen

Batuan sedimen adalah salah satu dari 3 jenis batuan utama penyusun Bumi. Batuan sedimen terbentuk pada atau dekat dengan permukaan bumi, baik itu dari kompresi sedimen laut, darat, ataupun proses lainnya. Berbeda dengan batuan metamorf dan batuan beku yang terbentuk jauh di dalam Bumi, batuan ini terbentuk lebih dekat ke permukaan. Proses geologi yang utama pada pembentukan batuan sedimen adalah pelapukan, erosi, disolusi, pengendapan, dan litifikasi.

Proses pelapukan dan erosi banyak disebabkan oleh hujan dan angin, yang dengan perlahan-lahan memecah batuan yang lebih besar menjadi lebih kecil. Pelapukan dan erosi dapat mengubah bongkahan batu menjadi sedimen, seperti lumpur ataupun pasir. Sedangkan disolusi merupakan bentuk dari pelapukan kimiawi, dimana dengan adanya proses ini air yang sedikit asam perlahan akan mengikis batu. Proses pelapukan, erosi, dan disolusi ini nantinya akan menghasilkan bahan sumber untuk membentuk batuan sedimen.

Selanjutnya proses pengendapan dan litifikasi adalah suatu proses yang nantinya akan membangun batuan baru. Pengendapan adalah pembentukan batuan dan mineral dari bahan kimia yang terendapkan dari air. Sebagi contoh, saat sebuah danau mengering pada kurun waktu ribuan tahun, danau tersebut akan meninggalkan endapan mineral.

Akhir dari proses terbentuknya batuan sedimen adalah proses litifikasi yang merupakan proses dimana pasir, tanah liat, dan sedimen lainnya baik itu di dasar danau, lautan, sungai, maupun badan air lainnya perlahan-lahan memadat dan terkompaksi karena berat bahan sedimen lain diatasnya, dan akhirnya akan terbentuk batuan sedimen.

Contoh Batuan Sedimen

Karena batuan sedimen terbentuk pada atau dekat dengan permukaan bumi maka kita akan sangat sering melihat batuan ini. Berikut merupakan contoh batuan sedimen:

1. Batuan Karbonat

Contoh batuan sedimen karbonat : batugamping alga, bafflestone, biokalkarenit, biomikrit, biosparit, boundstone, kalkarenit, kalsilutit, kapur, coquina, kapur dolomit, dolostone, batu gamping, mikrit, kapur mikrokristalin, batugamping oolitik, packstone, travertine, dan wackestone.

2. Batuan Kimiawi

Batuan sedimen yang diendapkan secara kimia terbentuk ketika air menguap dan meninggalkan mineral-mineral. Contoh batuan sedimen ini adalah : iron banded, rijang, ferikrit, gipsum, jaspilit, batu fosfat, garam, silkrit, sinter, silvinit, dan takonit.

3. Batuan Klastik

Contoh batuan sedimen klastik yaitu : arenit, argillite, arkose, bentonit, serpih hitam, cinerite, batu lempung, konglomerat, diamictite, diatomit, eolianit, fanglomerate, graywacke, litharenit, napal, batulumpur, novakulit, arenit kuarsa, batu pasir, serpih, sparagmit, spongolit, subarkose, subgraywacke, sublitharenite, lanau, tanah liat, tilloid, tonstein, dan breksi.

4. Batubara

Contoh batuan sedimen jenis batubara yitu : antrasit, bitumen, batubara humus, sapropelit, dan subbituminus.

Jenis-Jenis Batuan Sedimen

Batuan sedimen terbagi menjadi 3 jenis berdasarkan material pembentuk dan proses terbentuknya yaitu batuan sedimen klastika, batuan sedimen kimiawi serta batuan sedimen biokimia.

1. Batuan Sedimen Klastika

Batuan ini berasal dari material sedimen dengan komposisi batuan dan mineral asal lalu mengalami proses sedimentasi hingga menjadi batuan sedimen klastika. Material asal tersebut menjadi fragmen atau material dengan berbagai macam ukuran dalam batuan sedimen klastika. Fragmen ini terbentuk dari proses sedimentasi pada batuan dan mineral asal tersebut.

Terdapat 3 tahapan proses sedimentasi pembentukan batuan sedimen klastika, dimulai proses pelapukan pada material asal kemudian material tersebut mengalami transportasi jauh dari lokasi sumber material asalnya, terdeposisi lalu mengalami litifikasi menjadi batuan sedimen.

Proses pelapukan pada sedimentasi memiliki 2 jenis pelapukan, di antaranya pelapukan secara fisika dan pelapukan secara kimiawi, dari proses pelapukan tersebut menghasilkan material sedimen yang berbeda dari sifat fisik dan kimia batuan asalnya kemudian menjadi bahan dalam pembentukan batuan sedimen klastik.

Proses sedimentasi selanjutnya yaitu transportasi atau proses erosional. Proses ini dapat terjadi menggunakan beberapa agen transportasi, diantaranya agen sungai, agen angin, dan agen glestser. Agen transportasi ini memindahkan material sedimen dengan energi transportasi yang sesuai dengan ukuran material yang ditransportasikan.

Pada agen sungai contoh pada Sungai Alaska yang membawa material sedimen dari Gunung Alaska, material yang terangkut pada agen sungai ini mencakup berbagai ukuran material sedimen, hal tersebut dapat diindentifikasi pada kondisi sungai yang keruh dan berlumpur serta terdapatnya kerikil dan pasir pada aliran sungai.

Contoh proses transportasi oleh agen aungai pada Sungai Alaska.

Pada agen angin seperti contoh pada daerah Oklahoma Barat dan Texas Utara yang mengalami kejadian alam tiupan angin kencang pada tahun 1930-an. Tiupan angin kencang tersebut membawa material sedimen halus sehingga terlihat seperti tiupan angin kencang keruh.

Contoh proses transportasi oleh agen angin di daerah Oklahoma Barat dan Texas Utara.

Kemudian pada agen gletser seperti contoh Gletser Reid di Alaska memperlihatkan adanya lapisan sedimen yang tersingkap dan terbungkus es saat es gletser mencair.

Contoh proses transportasi oleh agen es gletser di daerah Gletser Reid, Alaska.

Litifikasi atau proses pembatuan merupakan proses yang terjadi pada material sedimen yang telah mengalami proses transportasi dengan kondisi energi agen transport rendah dan terendapkan suatu cekungan tertentu. Jumlah dari material sedimen yang terbentuk akan menentukan intensitas dari litifikasi berlangsung. Secara konseptual, material sedimen yang berada pada lapisan bawahnya akan menjadi padat dan terkompaksi.

Proses kompaksi ini menekan ruang antar butir dan membuat butir-butir material sedimen saling mendekat sehingga terbentuknya batuan sedimen. Sederhananya, proses litifikasi ini terbentuk berdasarkan 3 faktor utama yaitu faktor material sedimen, faktor kompaksi, dan faktor sementasi.

Ukuran pada material sedimen akan menentukan jenis dari batuan sedimen klastika yang berbeda. Contohnya, material sedimen dengan ukuran lempung menghasilkan Serpih, material sedimen dengan ukuran pasir menghasilkan Batupasir, maupun material sedimen dengan ukuran kerikil atau kerakal menghasilkan Konglomerat ataupun Breksi.

Contoh batuan sedimen klastik.

2. Batuan Sedimen Kimiawi

Batuan ini terbentuk dari proses pelarutan dengan hasil proses ubahan yang diakibatkan kondisi lingkungan dari batuan asalnya. Umumnya, air yang menguap pada batuan asal tersebut membawa ataupun mengubah komposisi mineral asalnya. Contohnya, proses pembentukan batuan ini terbentuk dari hasil presipitasi dari air laut.

Pembentukan batuan ini terjadi melalui proses presipitasi air laut yang melarutkan mineral dalam konsentrasi yang lebih rendah daripada konsentrasi air tanah, danau air tawar, maupun sungai. Proses ini juga dapat terkonsentrasi pada kondisi lingkungan air dengan suhu tinggi yang berhubungan dengan kondisi lingkungan geothermal seperti mata air panas ataupun geyser. Contoh batuan sedimen ini yaitu Travertine yang merupakan jenis batu kapur. Travertine ini terbentuk ketika mineral mengendap pada lingkungan dengan kondisi air kaya akan bahan kimia hangat dan kondisi air suhu tinggi yang menerobos ke permukaan.

Contoh batuan sedimen kimiawi.

3. Batuan Sedimen Biokimia

Batuan sedimen ini terbentuk dari hasil proses presipitasi seperti halnya batuan sedimen kimiawi, namun presipitasi yang terjadi pada batuan sedimen ini diakibatkan aktivitas organisme pada lingkungan pembentukannya. Terdapat 2 jenis organisme yang menjadi pembentuk batuan jenis ini, di anataranya organisme hidup maupun organisme yang sudah mati.

Contoh organisme hidup yang membentuk batuan ini adalah organisme kerang dan sejenisnya, kerang membentuk cangkangnya dengan membuat proses presipitasi pada air laut yang memiliki nilai pH sangat rendah sehingga mineral dapat mengendap dan membentuk cangkang kerang.

Organisme hidup lainnya yaitu organisme Coccolithiphore, dimana organisme ini merupakan organisme laut yang membentuk piringan kecil yang disebut sebagai Coccoliths, coccoliths ini tidak dapat dilihat oleh mata manusia dikarenakan ukurannya yang sangat kecil, namun jika coccoliths ini saling berkumpul menjadi satu maka akan membentuk tebing kapur pada pantai pantai. Organisme mati yang membentuk batuan sedimen biokimia seperti koral, kerang, maupun tiram pun jika mati akan membentuk batuan sedimen biokimia.

Organisme Coccolothiphore pembentuk batuan sedimen biokimia (kapur).

Organisme kerang, koral, dan tiram pembentuk batuan sedimen biokimia (batugamping).

Organisme lainnya yang dapat membentuk batuan sedimen biokimia yaitu tanaman seperti di rawa-rawa tropis jika dipadatkan akan menjadi Batubara.

Organisme tumbuhan (vegetasi) pembentuk batuan sedimen biokimia (batubara).

Kesimpulannya, Batuan sedimen klastika seperti Konglomerat, Serpih, dan Batupasir dapat terbentuk di lingkungan seperti sungai pegunungan, rawa, delta, gurun, serta pantai. Batuan sedimen kimiawi terbentuk pada lingkungan seperti laguna dan sistem air tanah. Batuan sedimen biokimia seperti Batugamping terbentuk pada lingkungan laut, sedangkan Batubara terbentuk pada lingkungan purba yang basah dan tropis.

Klasifikasi Batuan Sedimen Menurut Para Ahli

Sekitar 70% dari batu yang Anda jumpai di permukaan bumi adalah batuan sedimen. Untuk jenisnya, ada banyak pendapat dari ahli yang berbeda-beda. Berikut adalah pendapat menurut para ahli.

1. Sanders (1981) dan Tucker (1991)

Berbeda 10 tahun pada saat mengemukakan teori mereka, namun keduanya memiliki pendapat yang sama mengenai jenis batuan sedimen yang ada di Bumi. Keduanya mengklasifikasikan batu sedimen menjadi 3 jenis yaitu klastik, kimia, dan organik. Masing-masing memiliki ciri khas yang bisa dibedakan dari pembentukan dan teksturnya.

Untuk klastik, merupakan batu sedimen yang berasal dari hasil pelapukan dan telah tertransportasi. Sedangkan sedimen kimia terbentuk dari berbagai reaksi kimia dan endapan dari reaksi tersebut. Untuk sedimen organik adalah batuan yang terbentuk dari endapan makhluk hidup yang sudah mati dan berbagai komponen organik.

2. Graha (1987)

Graha memiliki pendapat yang berbeda. Beliau mengemukakan bahwa ada 4 jenis batuan sedimen yang ada di Bumi. Keempat batu sedimen tersebut ialah batu sedimen silisiklastik, klastik, karbonat, dan batubara.

Sedimen klastika menurut Graha masih diidentifikasikan lagi menjadi 3. Ada silisiklastik yang terbentuk dari feldspar dan kuarsa. Untuk klastik kedua adalah klastika gunung api yang terdiri dari material gunung api, dan klastika ketiga adalah klastika karbonat yang terdiri dari material karbonat sebagai penyusun utamanya.

3. Pettijohn (1975), O’Dunn, dan Sill

Untuk pembagian menurut Pettijohn, O’Dunn, dan Sill untuk klasifikasi batuan sedimen hanya ada dua, yaitu klastika dan non-klastika. Klasifikasi ini memang terlihat lebih mudah. Sedimen klastik adalah sedimen yang terbentuk dari batuan yang sudah ada, namun hancur dan mengalami pembentukan kembali dengan berbagai faktor yang menjadikannya sebagai batuan sedimen.

Sementara untuk non-klastik adalah batu sedimen yang terbentuk dari organik yang mengalami proses kimiawi, biologi, atau campuran dari keduanya. Anda banyak menemukan jenis batuan ini sebagai batu yang memiliki sisa-sisa organik seperti kerang dan kayu yang menjadi endapan batuan.

Para ahli tersebut memiliki alasan tersendiri untuk mengklasifikasikannya dengan cara yang berbeda. Bagi Anda yang serius mendalami ilmu geografi, geologi, perminyakan, dan sejenisnya, kesemua klasifikasi batuan sedimen ini harus Anda ketahui.

Komentar