Genesa Endapan Sekunder Logam Tanah Jarang (LTJ)

Proses pelapukan residual banyak ditemukan terbentuk di bawah iklim tropis dan subtropis. Proses pelapukan mengkonsentrasikan LTJ berupa layer mineral utama pada kerak pelapukan yang bersumber dari batuan kaya LTJ seperti karbonatit dan granit. Dalam hal ini mirip dengan proses lateritisasi bauksit dan nikel.

Baca juga: Pembentukan Endapan Primer Logam Tanah Jarang

Proses pelapukan lainnya yang dianggap baru terdapat di Jiangxi Tiongkok. Batuan granitoid mengandung endapan LTJ terkonsentrasi berupa layer lempung pada kerak lapukan, sejumlah geologist Tiongkok menyebutnya sebagai tipe endapan "ion adsorption-type".

Mengacu pada endapan LTJ pantai Australia, endapan plaser LTJ terbentuk akibat gelombang, tiupan angin, dan kombinasinya. Endapan plaser bisa berasosiasi dengan rutil-zircon-ilmenit. Endapan jenis residual (ion-adsorption deposits) berdasarkan yang terdapat di daerah Wanling Tiongkok Selatan, terbentuk sebagai hasil pelapukan lateritik granit yang meluas mengintrusi, terutama batu granit berumur 195 - 130 juta tahun lalu.

Baca juga: Pengertian Logam Tanah Jarang (LTJ/REE)

Granit merupakan batuan induk paling umum untuk endapan tipe ion adsorpsi. Di bawah iklim panas dan lembab pada zona subtropis, granit ini mengalami pelapukan kimia biologi kuat, dimana LTJ terabsorpsi terutama di atas permukaan lempung berupa ion, kemudian membentuk endapan LTJ jenis ion absorpsi. Jenis endapan ion absorpsi terbentuk setidaknya harus memiliki dua persyaratan umum, yaitu:
  1. Harus cukup jumlah batuan induk yang mengandung LTJ,
  2. Pelapukan atau proses lateritik harus terawetkan / bertahan pada periode panjang dengan erosi terbatas. 

genesa endapan sekunder ltj
Kenampakan tipe deposit ion adsorption.

Pelapukan semua jenis batuan menghasilkan sedimen-sedimen yang diendapkan di berbagai lingkungan seperti sungai, pantai, kipas aluvial dan delta. Proses erosi menghasilkan konsentrasi-konsentrasi mineral berat terutama emas, membentuk endapan-endapan placer. Demikian juga unsur-unsur tanah jarang seperti monasit dan xenotim, tergantung kepada sumbernya dapat terkonsentrasi bersama mineral-mineral berat lainnya.

Sumber unsur-unsur tanah jarang tidak harus batuan beku alkalin atau endapan unsur-unsur tersebut. Banyak batuan beku lainnya, batuan malihan, dan juga batuan-batuan sedimen dengan kandungan monasit dapat membentuk suatu endapan plaser mengandung monasit. Namun, jenis-jenis plaser dengan konsentrasi monasit khususnya berupa plaser mengandung mineral berat ilmenit. Plaser ilmenit ditambang untuk kemudian digunakan sebagai pigmen oksida titanium (Ti) dan timah putih (Sn).

Baca juga: Sejarah Penemuan Logam Tanah Jarang

Bauksit karst adalah jenis endapan lain berupa tanah yang kaya akan kandungan aluminum (Al) yang terakumulasi di atas karst batugamping. Deposit seperti ini bisa ditemukan di Montenegro dan berbagai tempat lainnya. Deposit ini kaya akan kandungan unsur-unsur tanah jarang, tetapi tidak membentuk konsentrasi yang bernilai ekonomis.

Endapan-endapan fosfat marin adalah jenis lain endapan yang mengandung unsur-unsur tanah jarang. Jenis endapan ini bisa mengandung oksida tanah jarang hingga 0,1%. Disini, unsur-unsur tanah jarang hanya digunakan sebagai sampingan dari pengolahan pupuk fosfat.

Endapan LTJ dapat terbentuk dengan proses sedimentasi menjadi endapan plaser dan konglomerat. Mineral detrital berasal dari berbagai varietas batuan primer mulai dari fragmen urat-urat kuarsa hingga kompleks batuan beku ataupun metamorf.

Baca juga: Penelitian Logam Tanah Jarang di Indonesia

Untuk membentuk konsentrat yang bernilai ekonomis, memerlukan sejumlah mineral berharga serta kondisi geografis dan iklim yang sesuai. Biasanya, mineral utama LTJ (monasit dan xenotim) berasosiasi dengan mineral titanium dan zircon dalam bentuk endapan plaser, sering dijumpai di Australia, India, Brazil, Malaysia, dan Indonesia. Sedangkan jenis endapan LTJ konglomerat yang kaya kelompok yttrium sering dijumpai di Kanada.
Komentar