Jenis, Asal, dan Kegunaan Batu Apung (Pumice)

Apa itu Batu Apung?

Batu apung (pumice) adalah batuan dengan ciri ciri utama berwarna terang serta sangat berpori. Batu apung termasuk jenis batuan beku yang terbentuk dari hasil letusan eksplosif gunung berapi. Batuan ini biasanya disebut juga sebagai batuan gelas vulkanik silikat karena mengandung buih yang berasal dari gelembung gas berdinding gelas.

Batu apung paling banyak digunakan sebagai agregat beton ringan dan sebagai bahan abrasif pada berbagai produk industri. Batu apung memiliki porositas tinggi sehingga batu tersebut bisa mengapung di atas air.

Ciri-Ciri Batu Apung

Batu apung mempunyai sifat vesicular yang tinggi, mengandung jumlah sel yang banyak (berstruktur selular) akibat ekspansi buih gas yang terkandung di dalamnya. Banyaknya ruang pori (Vesikel) pada batu apung yang dibatasi oleh dinding tipis membuat batuan ini mempunyai berat jenis yang sangat rendah.
jenis, asal, dan kegunaan batu apung
Gambar batu apung (pumice) memperlihatkan banyaknya ruang pori (vesikel).

Batu apung biasanya memiliki berat jenis kurang dari 1, sehingga membuat batuan ini mampu mengapung diatas air. Pada umumnya batu apung terdapat sebagai bahan lepasan atau fragmen-fragmen dalam breksi gunungapi. Mineral-mineral yang terdapat dalam batu apung biasanya adalah feldspar, kuarsa, tridimit, dan kristobalit.

Batu apung mempunyai sifat kimia dan fisika antara lain: mengandung oksida SiO2, K2O, MgO, CaO, Al2O3, SO3, Fe2O3, Na2O, TiO2, dan Cl, LOI (Loss of Ignition) 6%, pH 5, berat jenis 0,8 gr/cm3, hantaran suara (sound transmission) rendah, water absorption (peresapan air) 16,67%, ketahanan terhadap api bisa sampai 6 jam, konduktifitas panas (thermal conductivity) rendah, dan rasio kuat tekan terhadap beban cukup tinggi.

Macam-macam Jenis Batu Apung

Sebagian besar batu apung berasal dari magma yang mengandung gas yang memiliki komposisi rhyolitik. Sangat jarang batu apung berasal dari magma yang berkomposisi basaltik ataupun andesitik. Letusan yang bersifat eksplosif akan mengeluarkan material gunungapi ke udara, kemudian material tersebut mengalami transportasi secara horizontal dan akan terakumulasi sebagai batuan piroklastik.

Proses pembentukan yang demikian membuat batu apung dikategorikan sebagai jenis batuan beku luar. Jenis batuan lainnya yang memiliki struktur fisika dan asal terbentuknya sama dengan batu apung adalah pumicit, volkanik cinter, dan scoria.

Didasarkan pada material asalnya, cara pembentukan, dan distribusi ukuran partikelnya (fragmen), batu apung dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu:
  1. Batu apung sub-areal
  2. Batu apung sub-aqueous
  3. Batu apung new ardante
  4. Batu apung hasil endapan ulang (redeposit)
Keterdapatan batu apung selalu berkaitan dengan rangkaian gunungapi berumur Kuarter sampai Tersier. Penyebaran batu apung di Indonesia pada umumnya melingkupi daerah Pulau Lombok, Sukabumi, Serang, dan Pulau Ternate.

Asal Terbentuknya Batu Apung

Ruang pori (dikenal sebagai vesikel) pada batu apung merupakan petunjuk bagaimana batuan tersebut dapat terbentuk. Vesikel sebenarnya merupakan gelembung gas yang terperangkap di batuan selama pendinginan cepat dari magma yang kaya akan gas.

Material yang mengalami pendinginan sangat cepat tersebut menyebabkan atom-atom didalamnya tidak mampu mengatur diri untuk membentuk kristal. Inilah yang mendasari para ahli mengkategorikan batu apung sebagai mineraloid karena tersusun atas kaca vulkanik bersifat amorf.

Di bawah permukaan bumi, magma mengandung beberapa persen berat gas terlarut karena mereka berada di bawah pengaruh tekanan yang tinggi. Kondisi ini mirip dengan karbon dioksida terlarut di dalam botol tertutup minuman berkarbonasi seperti bir ataupun soda.

Jika Kamu mengguncang botol bir ataupun soda tersebut, kemudian membuka botolnya, pelepasan tekanan secara tiba-tiba memungkinkan gas untuk keluar bercampur dengan buih/busa. Dalam hal ini, gas yang bercampur dengan magma akan keluar melalui ventilasi vulkanik dalam bentuk buih cair. Selanjutnya, buih tersebut akan cepat mendingin ketika di udara, dan jatuh kembali ke bumi sebagai potongan batu apung.

Letusan besar gunung berapi dapat mengeluarkan sangat banyak material vulkanik. Material tersebut dapat terdiri atas berbagai ukuran, mulai dari partikel debu yang halus sampai dengan blok besar batuan seukuran rumah.

Manfaat Batu Apung

Harga batu apung tidak semahal batu permata, tetapi batu apung sangat banyak kegunaannya. Dalam industri cat batu apung dapat dimanfaatkan sebagai pelapis nonskid, cat sekat akustik, bahan pengisi tekstur cat, dan sebagai flattening agents. Pada industri kimia batu apung dapat digunakan sebagai media fitrasi, chemical carrier, dan pemicu korek api belerang.

Di industri logam dan plastik batu apung dapat digunakan sebagai pembersih dan pemoles, vibratory and barrel finishing, pressure blasting, electro-plating, serta pembersih gelas dan kaca. Dalam industri kosmetik dan odol batu apung digunakan sebagai pemoles dan penambal gigi, serta untuk pemerata kulit. Di industri komponder, karet, dan elektronika, batuan ini dapat dimanfaatkan sebagai bubuk sabun tangan, bahan penghapus, dan pembersih papan sirkuit.

Update data: Januari 2021
Komentar